KOMPAS.com - Penyakit ginjal kronis (PGK) menjadi salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat di negara berkembang, dipicu oleh berbagai faktor seperti gaya hidup tidak sehat, peningkatan kasus diabetes dan hipertensi, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan preventif.
Hipertensi dan diabetes memiliki kaitan erat dengan peningkatan kasus PGK dan gagal ginjal (tahap akhir PGK di mana ginjal berhenti berfungsi).
Diabetes dan hipertensi merupakan penyebab utama kerusakan ginjal karena secara langsung mempengaruhi fungsi ginjal dalam jangka panjang.
Pada penderita diabetes, pembuluh darah kecil dalam tubuh akan rusak. Ketika pembuluh darah di ginjal rusak, ginjal tidak dapat membersihkan darah dengan baik.
Tubuh akan menahan lebih banyak air dan garam daripada yang seharusnya, yang dapat mengakibatkan penambahan berat badan dan pembengkakan pergelangan kaki. Hasil pemeriksaan laboratorium juga akan menemukan protein dalam urin. Selain itu, limbah metabolisme akan menumpuk dalam darah.
Baca juga: Mengatasi Hipertensi yang Sulit Diturunkan dengan Obat
Diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan saraf dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan mengosongkan kandung kemih. Tekanan akibat kandung kemih yang penuh dapat meningkat dan merusak ginjal.
Selain itu, jika urin tetap berada di kandung kemih dalam waktu lama, kita dapat mengalami infeksi akibat pertumbuhan bakteri yang cepat dalam urin yang memiliki kadar gula tinggi.
Jika kadar gula darah tidak terkontrol, dalam jangka panjang sekitar 30 persen pasien diabetes tipe 1 dan 10 hingga 40 persen pasien diabetes tipe 2 pada akhirnya akan menderita gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) dapat menyebabkan masalah pada banyak organ dalam tubuh, termasuk ginjal dan jantung.
Baca juga: Ginjal Sehat: Pentingnya Rutin Cek Fungsi Ginjal bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi
Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan jantung membesar dan melemah, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal. Lama kelamaan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit ginjal atau gagal ginjal.
Kombinasi hipertensi dan diabetes semakin mempercepat progresivitas penyakit ginjal. Oleh karena itu, pengelolaan kedua kondisi ini melalui pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya gagal ginjal.
Deteksi dini penting dilakukan sebab PGK sering kali dimulai tanpa menimbulkan gejala yang jelas. Mengetahui faktor risiko dengan melakukan krining kesehatan dapat membantu mengetahui tingkat risiko dan perlunya memeriksakan diri untuk PGK.
Penyakit ginjal kronis dievaluasi menggunakan dua tes sederhana yaitu tes darah yang dikenal sebagai estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) dan tes urine yang dikenal sebagai rasio albumin-kreatinin urine (uACR). Kedua tes tersebut diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kesehatan ginjal.
Baca juga: Kenali Apa Itu Penyakit Ginjal Kronis, Penyebab, dan Gejalanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.