Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondom Gerigi Lebih Disukai Perempuan

Kompas.com - 02/11/2011, 08:36 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Di pasaran banyak ditemukan aneka jenis dan cita rasa karet pengaman atau kondom. Namun, sebuah survei menunjukkan, kondom dengan tekstur bergerigi ternyata masih menjadi incaran dan paling diminati di Indonesia, terutama oleh kaum Hawa.

"Berdasarkan hasil survei secara random kepada para distributor kondom, kelihatannya memang kondom gerigi yang bertekstur (bintik-bintik) lebih laku di pasaran ketimbang jenis kondom lain," ujar Hario Junianto, staf direksi pabrik kondom PT Mitra Rajawali Banjaran di Bandung, Selasa (1/11/2011).

Hario menuturkan, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kebanyakan konsumen yang datang untuk membeli kondom gerigi adalah ibu rumah tangga.

"Sesuai dengan promosinya. Kondom gerigi memang ditujukan lebih pada kenikmatan kaum perempuan (istri). Kami melihat kenapa gerigi lebih disukai mungkin karena itu. Dari sisi sensasinya lebih tinggi ketimbang kondom yang lain," sambung Sumarni, Kepala Departemen Komersial PT Mitra Rajawali Banjaran.

Hari mengatakan, beda halnya dengan orang Indonesia (yang menyukai kondom gerigi), kondom polos justru lebih laris di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat. Hal itu mungkin dikarenakan kesadaran pria untuk menggunakan kondom sudah jauh lebih tinggi.

"Yang jelas di sini, kesadaran menggunakan kondom masih rendah. Semakin maju suatu negara, maka kesadaran memakai kondom oleh para pria (suami) lebih tinggi," tambahnya.

Berdasarkan data, lanjut Hario, penggunaan kondom di Indonesia masih kurang dari 10 persen jika dibandingkan alat kontrasepsi lain. Sementara itu, untuk beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Makassar, masih menempati posisi teratas sebagai daerah dalam tingkat penggunaan kondom.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com