Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2014, 11:40 WIB

KOMPAS.com - Setelah 42 hari tak ditemukan kasus baru ebola di Nigeria, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan negara tersebut telah bebas dari ebola. Bagaimana Nigeria berhasil melakukannya?

Wabah ebola sendiri telah membunuh lebih dari 4.500 orang di Afrika Barat dan hingga kini penyebaran virus ini belum bisa dikendalikan di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

"Sangat mungkin mengontrol ebola dan mengalahkannya. Kita sudah melihatnya di sini di Nigeria," kata Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu kepada majalah TIME.

Ia mengatakan, jika ada wabah baru lagi, maka menurut standar internasional akan dikategorikan sebagai wabah yang berbeda. "Jika itu terjadi Nigeria sudah siap dan mampu mengendalikannya seperti apa yang kami lakukan saat ini," ujarnya.

Agar bisa dinyatakan bebas ebola oleh WHO, negara tersebut harus bersih dari penularan ebola baru selama 42 hari (dua kali lipat dari periode inkubasi), memeriksa secara aktif kemungkinan kontak aktif, dan menunjukkan hasil negatif untuk setiap kasus terduga ebola.

Berikut adalah beberapa kiat sukses Nigeria melawan ebola, seperti dituturkan Chukwu dan Dr.Fasial Shuaib dari pusat operasi darurat ebola Nigeria.

- Bersiap awal
Nigeria menyadari sangat mungkin wabah ebola sampai ke negaranya, sehingga mereka bersiap sejak awal dengan melatih tenaga kesehatan bagaimana menghadapi penyakit tersebut dan menyebarkan informasi tentang ebola secara luas ke masyarakat.

- Menyatakan kondisi darurat
Ketika nigeria pertama kali menemukan kasus ebola, pemerintah langsung menyatakan kondisi darurat. Kemudian dibentuk tim pusat pengendalian ebola (Ebola Emergency Operation Center/EOC). Di tim tersebut terdiri dari para ahli dari Nigeria, CDC dan WHO. Keterlibatan pakar international terbukti membantu Nigeria membuat rencana pengendalian.

Tim EOC juga melakukan pelacakan kontak (mengidentifikasi dan memonitor kontak langsung dan tidak langsung dengan pasien ebola), melakukan prosedur dalam menghadapi pasien, mendeteksi setiap pendatang di bandara, pelabuhan, dan jalur darat.

Beberapa petugas juga melakukan pendekatan dari pintu ke pintu untuk memberi informasi tentang ebola. Pemerintah Nigeria juga melibatkan para pemuka kesehatan dan pemimpin komunitas. Tak ketinggalan memanfaatkan media sosial untuk memberi informasi.

- Melatih dokter lokal
Dokter-dokter di Nigeria dilatih oleh WHO dan organisasi Doctors Without Borders.

- Mengendalikan rasa takut
"Setiap orang takut tertular virus ini. Di awal juga ada penyebaran informasi keliru tentang penularan. Karena itu rumor dan ketakutan warga harus diatasi secara aktif," kata Shuai.

- Membuka perbatasan
Nigeria tetap membuka perbatasannya untuk pendatang dari Guinea, Sierra Leone dan Liberia. "Menutup perbatasan justru meningkatkan kepanikan dan membuat perasaan tak berdaya," kata Shuaib. Ia mengatakan, jika perbatasan ditutup maka orang akan masuk secara ilegal. Hal ini justru menimbulkan masalah baru.

- Bersiap menghadapi pasien baru
Nigeria tidak mengurangi pelatihan kepada dokter dan terus bersiap menghadapi kemungkinan adanya kasus baru.

"Respon kepada wabah merupakan proses yang berkelanjutan dan butuh kajian terus-menerus. Tidak ada alternatif selain terus bersiap," katanya.

- Respon internasional
"Komunitas global harus secara konsisten bersama-sama bertindak dalam menghadapi darurat kesehatan ini, entah itu ebola atau bencana alam. Kita harus bertindak sekarang, bukan besok atau minggu depan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau