Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2014, 14:02 WIB

KOMPAS.com - Pemberitaan yang marak mengenai virus ebola membuat penyakit ini menjadi bahan pembicaraan dan menimbulkan ketakutan. Terlebih saat ini diperkirakan lebih dari 7.000 orang, mayoritas di Afrika, tertular penyakit ini dan hampir 4000 orang meninggal dunia.

Ketakutan terhadap penularan ebola, menurut Tom Frieden, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), adalah hal yang normal karena akan meningkatkan kewaspadaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, virus ebola telah menyebar secara signifikan di Liberia. Ribuan kasus baru diprediksi bakal bermunculan dalam beberapa pekan ke depan.

Sebagian besar negara juga meningkatkan kewaspadaannya terhadap virus ini. Indonesia sendiri juga melakukan pemperketat syarat bagi orang asing yang masuk ke Indonesia, terutama yang berasal dari Afrika.

Meski jumlah korban yang tertular ebola terus bertambah, sebenarnya virus ini tak menular dengan mudah. Menurut Frieden, risiko orang kebanyakan untuk tertular ebola sangat kecil. "Virus ini tak seperti flu atau cacar. Ia tak gampang menyebar," katanya.

Virus ebola tidak bisa hidup di luar tubuh manusia. Di permukaan yang kering, virus hanya bisa bertahan hidup paling lama beberapa jam. Namun di cairan seperti darah (karena itu hanya petugas kesehatan dan anggota keluarga pasien yang perlu khawatir), virus ini dapat bertahan beberapa hari.

Berikut adalah cara penularan ebola:
- Melalui kontak dekat dengan orang yang sakit ebola
- Melalui kontak dekat dengan cairan tubuh dari orang yang sakit ebola (darah, ASI, urine, air liur, keringat, feses, dan cairan mani).
- Melalui jarum suntik yang sudah dipakai oleh pasien ebola.
- Melalui sentuhan ke hewan yang terinfeksi ebola.

Virus ebola tidak menular melalui udara, air, makanan (kecuali daging yang berasal dari hewan terinfeksi ebola), nyamuk dan serangga lain, serta kontak dengan orang yang sudah sembuh dari ebola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com