KOMPAS.com - Vatikan secara resmi telah mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal karena stroke.
Paus yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio menghembuskan napas terakhir pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi.
Pada Senin malam, seperti yang telah diberikan Kompas.som sebelumnya, Vatikan merilis secara resmi penyakit yang menjadi penyebab Pemimpin Gereja Katolik Roma ke-266 meninggal.
Dalam sertifikat kematian, Paus Fransiskus meninggal akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan.
Dari kabar duka tersebut, kita perlu belajar tentang komplikasi stroke yang mematikan.
Baca juga: Riwayat Penyakit Paus Fransiskus hingga Meninggal di Usia 88 Tahun
Mengutip Cleveland Clinic, stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi karena adanya penyumbatan atau pendarahan dalam otak.
Stroke bisa menyebabkan kerusakan dengan dampak yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Hal itu karena stroke menyebabkan otak tidak bisa menerima darah yang kaya oksigen.
Sementara, otak adalah organ vital yang memiliki banyak fungsi kompleks, termasuk untuk mengontrol gerakan tubuh, memori, emosi, kognisi, temperatur, bernapas, hingga rasa lapar.
Oleh karena itu, jika terserang stroke, penting untuk segera mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88 Tahun: Kenali Riwayat Kesehatannya
Penyakit ini menyebabkan kerusakan otak dengan dampak yang bisa meliputi pelemahan berbagai bagian tubuh lainnya.
Gagal jantung dan koma merupakan beberapa di antara banyaknya komplikasi stroke yang bisa berkembang.
Orang yang pernah terkena stroke umum mengembangkan masalah jantung, termasuk gagal jantung.
Mengutip Very Well Health, stroke bisa menyebabkan gagal jantung yang baru atau memperburuk yang sudah pernah terjadi.
Hal itu karena stroke memicu peningkatan drastis kadar adrenalin dan hormon lainnya.