Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2013, 13:32 WIB

Kompas.com - Meningkatnya usia harapan hidup membuat jumlah penduduk berusia lanjut melonjak. Konsekuensi yang mengiringi hal tersebut antara lain peningkatan jumlah penyakit degeneratif seperti penyakit parkinson. Di RSCM Jakarta, penyakit ini masuk dalam 10 peringkat penyakit paling sering diderita.

Penyakit parkinson merupakan penyakit penurunan fungsi saraf progresif yang menyebabkan ketidakmampuan gerak yang semakin memburuk dan semakin mengganggu karena terjadi dalam jangka panjang. Makin tua usia seseorang, makin rentan ia menderita parkinson. Umumnya, penyakit ini terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, namun parkinson juga dapat terjadi pada orang yang berusia lebih muda.

Penderita parkinson cukup banyak di Indonesia. Di RSCM Jakarta saja setiap bulannya ada 40 sampai 50 kunjungan pasien parkinson, dan ada 3 kasus baru. Di dunia angka untuk penyakit ini mencapai 4 juta orang.

Spesialis saraf dari Rumah Sakit PMI Bogor dr. Banon Sukoandari, Sp.S mengatakan, penyakit parkinson memiliki dimensi gejala klinis yang sangat luas sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup penyandang maupun keluarganya.

"Meskipun bukan penyakit yang mematikan, parkinson dapat menurunkan kualitas hidup penyandang karena semakin lama mereka tidak mungkin dapat melakukan apa yang orang lain bisa lakukan, terutama yang berhubungan dengan gerakan," tutur Banon dalam Forum Edukasi Media bertajuk "Seni Parkinson: Saya dan Keluarga Kamis (11/4/2013) kemarin di Jakarta.

Walau sebenarnya sulit didiagnosis, ada empat gejala utama parkinson. Gejala paling umum yang sangat dikenal adalah tremor istirahat, yaitu gemetar tidak terkontrol- biasanya terjadi pada tangan atau kaki-saat keadaan istirahat.

Selain itu, banyak pasien yang mengalami rigiditas otot (kekakuan anggota gerak), bradikinesia (gerakan melambat), gangguan berjalan (berjalan yang kacau), dan perubahan postur (gangguan keseimbangan).

Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai penyakit parkinson, maka Yayasan Peduli Parkinson Indonesia (YPPI) bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dan PT Roche Indonesia mengadakan seminar yang terbuka untuk umum, termasuk pasien dan keluarga pasien Parkinson. Seminar tersebut akan diadakan pada tanggal 28 April 2013 di SMESCO Building pukul 09.00-12.00.

"Dengan bertambahnya kepedulian masyarakat maka diharapkan kualitas hidup penyandang akan semakin baik karena dukungan kepada mereka terus membaik," tandas Ketua YPPI ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau