Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2013, 12:20 WIB

KOMPAS.com - Jerawat memang identik dengan masa remaja. Tetapi, cukup banyak juga orang yang terus jerawatan sampai dewasa. Pada beberapa kasus, jerawat dewasa tersebut bisa jadi tanda gangguan hormonal.

Jerawat pada usia dewasa pada dasarnya dibedakan menjadi dua golongan, yakni mereka yang dulu di saat remaja memang berjerawat, serta orang yang sebelumnya tidak pernah berjerawat tapi di usia dewasa lebih sering jerawatan.

"Kalau orang yang ketika usia remajanya memang jerawatan, hilang, lalu saat dewasa muncul lagi, besar kemungkinan memang karena faktor hormonal," kata dr.Amaranila Lalita Drijono, Sp.KK, di sela acara peluncuran produk perawatan kulit Cetaphil di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tanda-tanda gangguan jerawat akibat faktor hormonal bisa dilihat dari gejala gangguan hormonal, misalnya menstruasi yang tidak teratur.

Meningkatnya kadar hormon androgen juga bisa memicu timbulnya jerawat. "Hormon ini bisa dominan jika kita sering kecapekan, kurang tidur, banyak makanan berkalori tinggi, atau pun stres sehingga hormon tak seimbang," kata dokter yang akrab disapa Nila ini.

Penuaan

Sementara itu pada mereka yang jerawatnya baru muncul di usia dewasa (usia 30 tahunan), biasanya dipicu oleh proses penuaan kulit.

"Makin bertambah usia, proses pergantian kulit jadi melambat. Ini bisa ditandai dengan kulit yang tampak kering dan kusam," imbuh dokter dari Perempuan Clinic Jakarta ini.

Kebiasaan yang keliru, misalnya memakai pelembab yang tidak sesuai, sering ber-make up tebal, serta malas membersihkan kulit, akan semakin membuat siklus pergantian kulit yang normalnya 26 hari menjadi semakin panjang lagi.

Sel kulit mati yang lambat berganti ini menyebabkan kotoran jadi semakin lekat sehingga memicu jerawat.

Untuk mempercepat siklus pergantian kulit ini, Nila menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter kulit. "Nanti dokter akan memberikan asam vitamin A atau retinol yang merupakan standar emas dalam peremajaan kulit," katanya.

Selain itu, ia menyarankan agar wanita yang usianya menjelang 30 tahun untuk tidak memakai pelembab kulit secara berlebihan.

"Kita hidup di negara tropis yang lembab, sehingga tak semua orang perlu pelembab. Kalau bisa, pilihlah pelembab yang kadar airnya lebih tinggi dari kadar minyaknya sehingga tidak menyumbat pori," paparnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau