Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2013, 08:25 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Banyak konsumen masih mengabaikan label informasi dalam kemasangan pangan, terutama informasi mengenai kandungan gizi. Padahal, informasi tersebut penting artinya untuk memastikan nilai gizi yang diperoleh konsumen sesuai kebutuhan.

Menurut Tetty Helfery Sihombing dari Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), konsumen saat ini sebenarnya sudah cukup cerdas. Jika tidak ada label, mereka cenderung enggan membeli.

Berdasarkan hasil penelitian BPOM tahun 2008, sebanyak 88,9 persen responden yang dilibatkan  sudah memperhatikan label pada kemasan makanan. Bahkan mereka juga memanfaatkan label untuk membantu mereka memutuskan jadi tidaknya membeli suatu produk.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Hanya saja, diakui Tetty, perhatian konsumen terhadap detil pada label masih kurang. Hasil penelitian mengatakan, label kemasan pangan yang paling diperhatikan konsumen antara lain label halal sebanyak 36,5 persen, waktu kedaluwarsa sebanyak 34,9 persen, nama produk sebanyak 20,6 persen, dan komposisi makanan sebanyak 7,9 persen.

Menurut Tetty, ada beberapa informasi yang sering luput dari pengamatan konsumen, salah satunya informasi nilai gizi.  Informasi ini merupakan bagian dari pelabelan makanan yang berisi daftar kandungan zat gizi pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukan. Informasi nilai gizi umumnya berisi nilai-nilai kandungan seperti lemak total, karbohidrat total, gula, dan garam dari panganan.

"Padahal informasi tersebut juga merupakan hal yang penting untuk memastikan nilai gizi yang diperoleh konsumen sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Tetty dalam seminar edukasi 'Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak dan Baca Label Kemasan Makanan', Rabu (19/4/2013) di Jakarta.

Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ekowati Rahajeng mengatakan, kelebihan konsumsi gula, garam, dan lemak sama-sama berkontribusi dalam meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, kanker dan penyakit jantung.

"Dengan mencermati label kemasan makanan, maka harapannya masyarakat lebih mampu membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak guna terhindar dari penyakit tidak menular," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau