KOMPAS.com – Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) menjadi salah satu pilihan bagi pasangan yang mengalami kesulitan memiliki keturunan.
Dikutip dari ANTARA, Sabtu (12//4/2025),dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. F.E.R, M.Rep.Sc, mengatakan usia menjadi faktor penting yang memengaruhi tingkat keberhasilan prosedur ini.
"Keberhasilan bayi tabung itu terbesar adalah di bawah usia 35 tahun. Jadi kalau memang bisa sebelum usia 35 tahun, akan jauh lebih baik dibandingkan setelah usia 35 atau bahkan di atas 40 tahun," kata dr. Gita.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung
Menurut dr. Gita, semakin muda usia perempuan, akan semakin besar kemungkinan keberhasilan proses bayi tabung. Sebabnya, kualitas dan jumlah sel telur yang dimiliki masih masih normal.
Meski demikian, perempuan berusia di atas 35 tahun tetap memiliki kemungkinan untuk menjalani program bayi tabung, selama masih memiliki cadangan sel telur dan mengalami menstruasi secara teratur. Hanya saja, tingkat keberhasilannya cenderung lebih rendah.
Baca juga: Peminat Program Bayi Tabung Meningkat, RS Primaya Buka Layanan IVF
Selain usia perempuan, keberhasilan bayi tabung juga dipengaruhi oleh kondisi sperma pasangan dan adanya penyakit bawaan.
“Sperma ada yang normal, ada yang kurang, ada yang bahkan nol. Kalau nol berarti kita harus ambil langsung dari testisnya, dan itu kadang kualitas spermanya tidak terlalu baik,” jelas dr. Gita.
Beberapa kondisi medis seperti endometriosis, adenomiosis, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga bisa memengaruhi kualitas sel telur serta dinding rahim, sehingga menurunkan peluang keberhasilan program.
Baca juga: Teknologi Terkini Deteksi Kelainan pada Bayi Tabung
Sebelum memulai program bayi tabung, dr. Gita menyarankan pasangan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi secara menyeluruh, baik dari pihak perempuan maupun laki-laki.
"Idealnya, tentu saja kalau ingin punya anak bersama, ya dua-duanya harus datang (periksa). Pemeriksaan sperma pada laki-laki relatif lebih mudah dilakukan, tapi perempuan juga tetap perlu evaluasi lebih lanjut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.