Data dari American Heart Association (AHA) menyebutkan, stroke merupakan penyakit penyebab kematian keempat di Amerika Serikat. Selain itu, stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan pascaserangan.
Untuk meminimalisasi dampaknya, kecepatan penanganan stroke perlu ditingkatkan. Semakin cepat dokter memberikan obat antikoagulan darah, maka semakin cepat pula darah mengalir kembali ke otak sehingga mencegah kerusakan permanen.
Dalam studi tersebut, para peneliti asal Helsinki University Central Hospital di Finlandia menganalisis 6.800 pasien stroke selama 14 tahun. Mereka menemukan, pasien yang mengalami stroke ringan hingga sedang yang ditangani dengan obat antikoagulan dalam 90 menit pascaserangan cenderung mengalami efek kecatatan yang minimal.
Dr Larry B Goldstein, profesor ilmu saraf dan direktur di Duke Comprehensive Stroke Center, mencatat, meski periode emas untuk penanganan stroke tidak lebih dari 90 menit, tetapi intervensi dini selalu lebih baik.
"Penanganan bisa efektif hingga 4,5 jam setelah serangan. Namun, bukan berarti penanganan harus diberikan dalam jangka waktu selama itu. Dalam satu jam, pasien harus segera ditangani," ujar Goldstein yang tidak terlibat dalam studi.
Sayangnya, menurut dia, banyak orang yang tidak sadar saat gejala stroke menyerang sehingga cenderung menunda penanganan. Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang lebih baik, terutama untuk faktor risiko dan gejala stroke.
Beberapa gejala stroke yang perlu Anda ketahui yaitu tiba-tiba mati rasa atau lemah pada bagian wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh; kebingungan dan kesulitan berbicara; penglihatan mendadak terganggu; kesulitan berjalan; kehilangan keseimbangan atau koordinasi; dan sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.