Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2013, 20:04 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com- Pucat, lesu, letih, lemah, dan berkunang-kunang seringkali diartikan gejala anemia defisiensi besi (ADB) atau yang lebih dikenal dengan istilah kurang darah. Namun sebenarnya, ADB tidak hanya ditandai oleh gejala-gejala itu.

Menurut Guru Besar Ilmu Patologi Universitas Indonesia dr Rahajuningsih Dharma Setiabudy, SpPK, ADB yang sudah ditandai dengan gejala sudah termasuk dalam ADB stadium lanjut. Pada stadium awal ADB bisa saja tidak memiliki gejala yang khas.

"ADB dibagi menjadi empat stadium, tergantung pada kadar zat besi dalam tubuh. Jika baru cadangan zat besi-nya saja yang menurun bisa saja belum menimbulkan gejala, meskipun sudah termasuk ke dalam kondisi ADB," paparnya dalam Seminar Media bertajuk "Bebas Anemia Defisiensi Besi, Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas" yang diadakan Laboratorium Klinik Prodia, Sabtu (21/9/2013) di Jakarta.

Rahajuningsih menjelaskan, ADB memiliki setidaknya empat stadium, yaitu defisiensi prelaten, defisiensi laten, ADB, dan ADB lanjut. Defisiensi prelaten ditandai dengan berkurangnya cadangan zat besi, namun plasma besi, anemia, dan ukuran sel darah merah masih normal. Sementara pada defisiensi laten, cadangan zat besi sudah tidak ada, plasma besi menurun, meski belum ditemui anemia dan ukuran sel darah merah masih normal.

Stadium ADB ditandai dengan tidak adanya cadangan zat besi, plasma besi menurun, anemia ringan hingga sedang, dan penyusutan ukuran sebagian sel-sel darah merah. Sedangkan ADB lanjut hampir sama dengan stadium sebelumnya namun anemia sudah berat dan sel-sel darah merah sudah hampir semua mengalami penyusutan ukuran.

"Jika tidak segera ditangani, defisiensi prelaten akan berkembang mencapai stadium yang lebih lanjut," tandasnya.

Karena itu, imbuh dia, diperlukan deteksi dini kekurangan zat besi. Rahajuningsih menekankan pentingnya pemeriksaan laboratorium khususnya secara hematologi guna mengetahui kadar hemoglobin dan ukuran sel darah merah.

Selain itu, jika pada pemeriksaan tersebut dijumpai tanda-tanda yang mencurigakan, maka pemeriksaan dilanjutkan pada pemeriksaan status besi. "Biasanya pemeriksaan ini melalui rujukan dari dokter," ujarnya.

ADB merupakan penyakit kurang darah yang disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan merupakan jenis anemia yang paling sering dijumpai di Indonesia.

Penyakit ini rentan terjadi pada akhir masa bayi dan awal masa anak-anak. ADB pada anak dapat berakibat pada gangguan tumbuh kembang, baik fisik maupun mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Health
Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Health
Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Health
Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Health
Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Health
Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Health
Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Health
Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Health
Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Health
Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Health
Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Health
Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Health
RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

Health
Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Health
Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
TNI Batalkan Mutasi Putra Try Sutrisno, Letjen Kunto Tetap Jadi Pangkogabwilhan 1
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau