Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Napas Cepat Bayi, Cegah Kematian Akibat Pneumonia

Kompas.com - 09/11/2013, 09:35 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com- Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi momok dan penyebab kematian kedua pada bayi dan balita setelah diare. Meski begitu, sebenarnya tanda-tandanya sangat mudah dikenali sehingga kematian akibat penyakit ini sangat mungkin dicegah.

Dr Bambang Supriyatno, pakar pernapasan anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), mengatakan, keterlambatan pengobatan merupakan faktor utama terjadinya kematian akibat pneumonia.

"Jika sudah parah baru ditangani, pneumonia akan sulit diobati. Karena itu, dengan melihat tanda-tanda sedari dini, kemungkinan sembuhnya akan semakin besar," jelas Bambang dalam diskusi kesehatan yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Tanda-tanda pneumonia yang paling jelas, kata dia, adalah irama nafas yang cepat. Pada bayi berusia kurang dari dua bulan kondisi ini yaitu saat frekuensinya mencapai 60 kali per menit. Sementara itu, bagi bayi berusia 2-12 bulan frekuensinya 50 kali per menit. Dan untuk balita berusia 1-5 tahun frekuensinya 40 kali per menit. Pemeriksaan napas bayi ini sebaiknya dilakukan saat kondisi bayi rileks, bukan dalam keadaan menangis.

"Keadaan napas cepat mudah dikenali, bahkan tidak perlu menggunakan alat khusus. Meskipun seringkali angka pasti perhitungannya bisa berbeda satu orang dengan yang lain. Bisa jadi satu orang menghitung 72, satu lagi bisa 75. Namun jika angkanya sudah tinggi, bisa dipastikan itu pneumonia," jelas anggota UKK Respirologi IDAI ini.

Bambang menegaskan, jika sudah ada tanda-tanda seperti napas cepat, sebaiknya bayi atau balita segera diberi pengobatan. Terlebih, jika tanda-tanda tersebut juga disertai dengan batuk, demam, dan tarikan napas ke dalam yang menyebabkan tertariknya rongga perut.

"Jika sudah ada ada tanda-tanda seperti itu, tidak perlu menunggu hasil Rontgen, bisa langsung diberi pengobatan dengan antibiotik," tandasnya.

Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang mematikan, khususnya bagi bayi dan balita. Angka kejadian penyakit ini cukup tinggi yaitu mencapai 2,2 persen pada bayi dan 3 persen pada balita. Sementara itu, angka kematian pada bayi yaitu mencapai 23,3 persen, dan balita mencapai 15,5 persen.

Data yang dihimpun IDAI pada tahun ini, dalam setiap menit ada empat bayi atau balita yang meninggal akibat pneumonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau