Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2013, 16:05 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, rasa tidak tega dan khawatir tentu akan menghampiri saat si buah hati mengeluh sakit kepala. Apa sebenarnya yang dialaminya? Perlukah diberi obat? Bahaya atau tidak? Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin yang berkecamuk dalam benak.

Menurut Dr Ellie Cannon, dokter dari Cambridge University, obat terbaik bagi anak yang mengeluh sakit kepala adalah pelukan dan ciuman. Jika orangtua sudah memberikannya, kebanyakan dari mereka merasa nyaman dan melupakan sakit kepalanya.

Sakit kepala, kata Ellie, umumnya merupakan tanda-tanda dari dehidrasi atau flu. Meskipun dia tidak menampik kemungkinan sakit kepala bisa jadi tanda penyakit yang lebih serius, seperti tumor otak.

Tragisnya, seorang anak remaja Natasha Simmonds meninggal pada Januari tahun ini karena mengabaikan gejala sakit kepalanya. Dokter yang menanganinya terlalu menyepelekan gejala yang dialami gadis berusia  16 tahun itu.

"Keadaan tersebut tentu bagai mimpi buruk bagi orangtua. Natasha merupakan contoh yang sangat jarang bagi sakit kepala yang berujung tumor otak. Namun pertanyaannya, kapan orangtua perlu merasa khawatir?" ujar Ellie.

Dia menuturkan, orangtua perlu mulai waspada ketika sakit kepala terjadi berulang, sering, dan semakin bertambah buruk.

"Perbedaan antara sakit kepala tumor otak dengan sakit kepala biasa mungkin tidak terlalu mencolok, namun orangtua bisa melihat gejala lain yang mungkin ada pada anak, misalnya tumor juga bisa menyebabkan gejala perubahan mood, penglihatan, dan keseimbangan," jelasnya.

Menurut Ellie, agak sulit menentukan apakah anak menderita tumor otak atau tidak, kecuali dengan menggunakan alat pemindai seperti MRI. Namun tindakan tersebut dinilai terlalu berlebihan jika dilakukan pada setiap remaja yang mengalami migrain. Pasalnya hampir 5 persen remaja mengalami migrain dan kebanyakan bukan disebabkan oleh tumor otak.

Karena itu, Ellie berpendapat agar dokter bisa cermat menilai apakah gejala sakit kepala membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. Dan jika sudah mengetahui penyebab pastinya, maka segera memberi penanganan yang tepat.

Penyebab umum anak mengalami sakit kepala, kata dia, adalah kekurangan cairan yang kemudian memicu dehidrasi. Anak juga bisa sakit kepala karena cemas dan stres yang mungkin dialaminya.

Lebih lanjut Ellie menjelaskan, untuk mengatasi sakit kepala pada anak, orangtua bisa mengatur kamar anak menjadi gelap dan tenang agar istirahat mereka bisa optimal. Selain itu, anak juga bisa diberi obat-obatan pereda rasa sakit yang spesifik, terutama jika usianya sudah melebihi 10 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau