KOMPAS.com – Tak bisa dipungkiri prosedur bedah dan nonbedah kosmetik semakin diminati tiap tahunnya. Hal ini terungkap dalam jajak pendapat yang dilakukan American Academy of Facial Plastics and Reconstructive Surgery (AAFPRS). Survei ini juga mengungkap beberapa prosedur bedah/nonbedah kosmetik yang paling digemari sepanjang 2013.
Selain itu, survei tersebut juga menunjukkan bahwa tren peningkatan tindakan kosmetik sejalan dengan penggunaan media sosial. Masyarakat menggunakan media sosial sebagai sarana pencitraan diri. Melalui foto yang terpampang, para penggunan media sosial merasa harus memiliki wajah yang tampak sempurna.
Beberapa prosedur bedah/nonbedah kosmetik yang diminati pada 2013 adalah botoks, pengencangan lengan atas, rhinoplasty (rekonstruksi hidung), dan facelift (pengencangan wajah).
Apakah tindakan kosmetik tersebut menjadi salah satu resolusi 2014 Anda? Meski menjadi tren sepanjang 2013, pastikan Anda membuat keputusan tepat sebelum melakukan tindakan. Sebagai gambaran, berikut ulasan singkat tindakan kosmetik terpopuler 2013.
1. Botoks.
Botoks atau botulinum toksin A adalah senyawa yang dihasilkan Clostridium botulinum. Penggunaan botoks untuk menghilangkan kerut pada wajah dimulai di 2002. Menurut penemunya, Jean Carruthers, dengan melemahkan otot maka kerutan di wajah akan berkurang.
Sejak saat itu, botoks mulai digunakan untuk menghilangkan kerutan di daerah dahi, hidung, samping, dan bawah mata. Botoks bekerja dengan menghambat sinyal dari otak ke otot untuk membentuk ekpresi wajah. Hambatan kerja otot dalam membentuk ekpresi hanya terjadi pada area yang disuntik.
Otot yang tidak berkontraksi akan lebih rileks, sehingga tidak menimbulkan kerutan. Bagian yang tidak berkerut akan tertahan dan perlahan menyebabkan posisi area suntikan lebih naik. Efek botok bertahan selama 4-6 bulan, selanjutnya pasien bisa mengulangi suntikan.
Bila tidak mengulang, pasien tidak perlu khawatir timbul kerutan yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan mekanisme kerja botoks yang hanya menghambat sinyal dan merelaksasi otot. Selama dua minggu sebelum tindakan, sebaiknya pasien tidak mengonsumsi obat pembeku atau pengencer darah, untuk memaksimalkan manfaat botoks.
Walau Food and Drug Association (FDA) Amerika Serikat sudah mengakui keamanan botoks, penggunaan senyawa ini masih harus diwaspadai. Hal ini terkait penyuntikan botoks yang kerap dilakukan tenaga tidak berpengalaman dengan harga murah. Akibatnya masyarakat terpengaruh dan melakukan prosedur tersebut, dengan mempertaruhkan tampilan asli wajah yang jauh lebih baik.
Karena itu, sebelum suntik botoks pastikan kredibilitas klinik atau tenaga kesehatan yang melakukannya. Harga murah tidak seharusnya menjadi penyebab hancurnya impian tampil lebih baik.
2. Pengencangan lengan atas.
Operasi kosmetik ini sejalan dengan tren busana terbuka pada wanita yang memperlihatkan lengan. Lengan yang kencang akan menunjang rasa percaya diri ketika mengenakan busana tersebut, dibanding lengan yang menggelambir.
Operasi yang dikenal dengan brachioplasty atau arm lift ini mulai jadi tren pada 2000. Salah satu pemicu wanita melakukan operasi ini adalah tampilan ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama, yang kerap tampil dengan busana yang memperlihatkan lengan atasnya.
Operasi dilakukan dnegan mengangkat lemak atau jaringan berlebih di lengan bagian atas. Operasi juga bisa dilakukan dengan penyedotan lemak di lengan atas. Tindakan ini memerlukan biaya Rp 37 juta untuk sekali tindakan.
3. Rhinoplasty.
Operasi reka ulang bentuk dan ukuran hidung ini dilakukan dengan menyeimbangkan punggung hidung dengan bidang permukaan wajah (nasofacial angle), punggung hidung dengan dahi (nasofrontal angle), dan punggung hidung dengan garis maya yang dibentuk puncak hidung dan dagu (nasomental angle). Harmoni estetis bisa tercapai bila nasofacial angle berkisar 30-40 derajat, nasofrontal angle sekitar 115-130 derajat, dan nasomental angle sekitar 120-132 derajat.
Di Indonesia tindakan rhinoplasty yang umum dilakukan adalah augmentation rhinoplasty, atau memancungkan hidung. Prosedur dilakukan dengan meninggikan puncak hidung, melalui penyisipan penyokong puncak hidung. Puncak hidung terletak di antara dua tulang rawan cuping hidung. Struktur penyokong ini dapat berupa tulang rawan yang diambil dari cupung telinga, atau implan silikon steril berbentuk L.