Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kesehatan Kandungan, Langkah Awal Cegah Epilepsi

Kompas.com - 19/03/2014, 14:45 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com -
Epilepsi memang bukan penyakit yang dapat dicegah. Namun risiko seorang anak menderita epilepsi sesungguhnya bisa ditekan, yaitu dengan upaya menjaga kesehatan mereka sejak masih dalam kandungan. Kehamilan yang sehat dapat meminimalkan risiko kerusakan otak bayi yang dilahirkan yang merupakan penyebab timbulnya epilepsi.
 
"Kandungan yang sehat akan menekan peluang terjadinya kerusakan otak di kemudian hari, yang merupakan penyebab epilepsi. Namun tidak semua kerusakan otak mengakibatkan epilepsi, bergantung pada lokasi kerusakan," kata dokter ahli neurologi anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Setyo Handryastuti, pada seminar Pahami Penyakit Penyerta pada Epilepsi Anak, Rabu (19/3/2014).
 
Lebih jauh Handry menjelaskan, deteksi epilepsi hanya bisa ditentukan bila serangan kejang datang. Serangan ini bahkan bisa terjadi saat bayi masih berusia 0-6 bulan. 
 
Kejang yang merupakan bagian dari epilepsi memiliki ciri tersendiri. Handry mengatakan, kejang akibat epilepsi terjadi berulang dengan interval kurang dari 24 jam. Kejang tersebut terjadi begitu saja dan tidak diakibatkan demam tinggi, trauma kepala, infeksi otak, gangguan metabolisme glukosa/oksigen/elektrolit, atau tumor. Setelah kejang selesai,  anak penderita epilepsi akan beraktivitas seperti biasa.
 
"Kalau riwayat kejang tidak ada, dokter tidak bisa mendiagnosis adanya epilepsi. Setelah diketahui barulah dokter melakukan terapi untuk mengendalikan kejang, sehingga pasien masih bisa beraktivitas dengan baik," kata Handry. Kejang merupakan gejala epilepsi akibat berlebihnya muatan listrik di otak pasien.
 
Handry menyarankan orangtua sebaiknya segera waspada bila anak kerap kejang tanpa disertai demam. Selanjutnya orangtua segera membawa anak ke dokter untuk dilakukan diagnosis. Biasanya dokter juga akan melakukan CT Scan atau MRI untuk mendeteksi ada tidaknya kerusakan otak.
 
Epilepsi yang tidak tidak disertai kerusakan otak (idiopatik) lebih mudah dikendalikan dengan obat, dibanding epilepsi dengan kerusakan otak. "Bagaimanapun bentuknya akan lebih baik jika orangtua segera memeriksakan anak yang kerap kejang. Pemeriksaan segera mencegah dampak negatif penyakit peserta yang kerap timbul akibat epilepsi. Namun penekanan risiko paling baik memang dimulai sejak dalam kandungan," kata Handry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau