Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2014, 16:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Saat ini tak sulit mencari tiket pesawat murah atau paket perjalanan wisata dengan harga menarik ke luar negeri. Tak heran jika banyak orang memilih destinasi liburan di luar negeri. Namun, banyak orang kurang memperhatikan risiko penularan penyakit di negeri tempat berlibur.
 
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, aspek wisata berbanding lurus dengan risiko penularan penyakit sehingga pelancong perlu mewaspadai risiko penularan penyakit.
 
"Khususnya untuk penyakit yang mudah menular melalui batuk, bersin, dan berbicara, seperti meningitis dan influenza," ujarnya dalam acara SEHATi Bicara, Rabu (23/4/2014) di Jakarta.
 
Tjandra menjelaskan, interaksi dengan orang lain yang sakit dapat sangat berisiko menularkan penyakit. Misalnya selama di pesawat duduk di sebelah orang sakit, perjalanan yang memakan waktu berjam-jam pun akan berpotensi menularkan penyakit.
 
Kalaupun orang terlihat baik-baik saja, bisa saja mereka merupakan pembawa virus atau bakteri (karier). Ini karena mereka tengah dalam masa inkubasi atau sudah terinfeksi namun belum menimbulkan gejala. Karier juga berpotensi menularkan penyakit.
 
Meningitis, jelas Tjandra, merupakan penyakit yang banyak terdapat di negara-negara di Afrika Tengah, Timur Tengah, Australis China, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat ditularkan melalui negara apapun.
 
"Itulah mengapa, sebelum melakukan perjalanan haji dan umrah, orang diwajibkan untuk melakukan vaksinasi," ujarnya.
 
Dokter spesialis ilmu penyakit dalam Iris Rengganis mengatakan, meskipun saat ini baru calon jamaah haji dan umrah saja yang diwajibkan menjalani vaksinasi meningitis, namun sebaiknya setiap orang yang akan melakukan perjalanan keluar negeri juga mendapatkan vaksin ini. Pasalnya, kini meningitis dapat dijumpai di hampir semua negara, bukan hanya negara dengan rekomendasi meningitis.
 
"Jika dilihat dari aspek biaya, vaksinasi jauh lebih murah daripada biaya pengobatan sakit. Apalagi saat sakit di luar negeri, biayanya berlipat-lipat lebih mahal," ujar dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau