Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2014, 16:43 WIB

KOMPAS.com - Usia dewasa merupakan usia produktif yang ditandai dengan kemapanan karier dan hidup yang semakin makmur. Tetapi kemapanan juga membuat orang lebih senang mengonsumsi makanan tidak sehat.

Makanan tidak sehat yang tinggi lemak, asin, dan manis, biasanya lebih dipilih ketimbang makanan yang kaya serat atau sayur mayur. Akibatnya bukan hanya kegemukan tapi juga kita menjadi rentan terkena penyakit kronik.

"Lihat saja, begitu orang makmur pasti yang berubah adalah pola makannya," kata Prof.Hasbullah Thabrany, dalam acara pemaparan hasil diskusi mengenai Penyakit Tidak Menular di Indonesia di Jakarta (6/5/14).

Fungsi makanan memang telah mengalami pergeseran. Makanan kini juga memiliki fungsi untuk menyatakan jati diri dan status sosial seseorang.

"Kebiasaan masyarakat kita yang senang makanan manis, asin, dan berlemak, ikut berkontribusi pada tingginya jumlah penyakit tidak menular," kata Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan dari Universitas Indonesia ini.

Penyakit tidak menular seperti jantung, penyakit pernapasan, diabetes, dan kanker, kini menjadi pembunuh utama di dunia. Faktor gaya hidup, seperti kurang bergerak dan pola makan yang kurang sehat menjadi pemicunya.

Hasbullah mengatakan, peraturan menteri kesehatan mengenai pembatasan gula, garam, dan lemak, mendesak untuk segera diterapkan.

"Di negara maju, setiap industri makanan diwajibkan mencantumkan kandungan gizi dan kalori dari makanan yang dijual, termasuk di restoran. Konsumen jadi tahu berapa lemak dan kalori dari hidangan yang disantap. Di sini baru harganya saja yang ditulis," ujarnya.

Menerapkan pola makan sehat adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi jika kita ingin meningkatkan kualitas kesehatannya. Apalagi jika seseorang sudah mempunyai faktor risiko tinggi terhadap penyakit tertentu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KPK Ungkap Ridwan Kamil Kooperatif Saat Rumahnya Digeledah Terkait Korupsi BJB
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau