Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2014, 08:33 WIB

KOMPAS.com - Tentu kita sudah sering mendengar berbagai keuntungan positif dari berhenti merokok, tetapi sayangnya bukan perkara mudah untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.
Banyaknya mitos-mitos keliru mengenai usaha berhenti merokok tak jarang juga membuat kita bingung. Nah, agar Anda tidak terjebak dalam mitos keliru, ketahui fakta yang benar sehingga Anda bisa segera mengucapkan selamat tinggal pada rokok.

1. Rokok elektronik bantu berhenti merokok
Sebuah studi terbaru dari Universitas California di San Francisco, AS, menemukan bahwa rokok elektronik (e-cigarettes) tidak efektif membantu perokok untuk berhenti. Hasil analisa 82 studi menunjukkan, orang yang menggunakan rokok elektronik hanya sedikit yang benar-benar berhenti merokok.

2. Bikin gemuk
Ini sebenarnya juga hanya mitos, karena beberapa studi ilmiah justru menunjukkan orang yang merokok ternyata lebih gemuk. Memang, berat badan bisa bertambah setelah kita berpisah dengan rokok, tapi ini hanya terjadi jika kita mengganti rokok dengan makanan tidak sehat.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

3. Biaya lebih mahal
Banyak orang yang sulit berhenti merokok sendiri berkilah konsultasi dokter dan obat-obatan untuk membantu mengurangi kecanduan nikotin sangat mahal. Padahal, pengeluaran untuk membeli rokok juga tidak sedikit. Belum lagi biaya premi asuransi kesehatan yang harus dibayar perokok juga lebih tinggi.

4. Hookah alternatif yang lebih sehat
Para perokok sosial, mereka yang merokok sesekali saat sedang berkumpul dengan teman, mengira menghisap hookah lebih sehat daripada merokok. Tapi faktanya tidak demikian. Hookah ternyata sama buruknya dengan rokok.

5. Setelah lama jadi perokok, berhenti tak ada manfaatnya
Tak pernah ada kata terlambat untuk mendapatkan efek kesehatan dari bebas rokok. Setelah setahun tanpa rokok, risiko seseorang menderita penyakit jantung akan berkurang setengahnya. Bahkan, setelah 20 menit kita berhenti merokok, kadar karbon monoksida dalam aliran darah menjadi normal.

Baca juga: Sandi Butar Butar Kembali Jadi Damkar Depok atas Perintah Dedi Mulyadi dan Supian Suri

6. Sulit menghadapi stres
Walau kebanyakan orang merokok saat menghadapi situasi penuh tekanan, sebenarnya orang yang bukan perokok memiliki tingkat kecemasan lebih rendah. Banyak orang mengira setelah berhenti merokok mereka akan lebih stres karena mereka bingung bagaimana harus menghadapi stresnya.

7. Jadi kurang produktif
Walau Anda mungkin merasa merokok di pagi hari akan membuat Anda lebih fokus dan banyak ide, sebenarnya para perokok lebih banyak mendapat kerugian. Secara umum perokok lebih gampang sakit dan izin tidak bekerja, produktivitas pun menurun. Para perokok juga akan lebih sering meninggalkan pekerjaannya untuk merokok di luar, akibatnya tugas-tugas terbengkalai dan jam kerja jadi lebih panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau