Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2014, 10:08 WIB

KOMPAS.com - Secara umum, pada dasarnya obat itu "racun" sehingga berpotensi menimbulkan efek samping. Obat sebaiknya hanya dikonsumsi bila benar-benar diperlukan, termasuk antibiotik. Bukan bermaksud menakuti, tetapi perlu dipahami bahwa mengonsumsi antibiotik beresiko menimbulkan efek samping, di antaranya adalah:

- Gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, mulas. Ini efek samping yang paling sering terjadi.

- Reaksi alergi, dari yang ringan, seperti: ruam atau gatal, hingga yang berat, seperti: pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan napas, dan lainnya. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa mendatang.

- Demam. Antibiotik yang dapat menimbulkan demam, yaitu bactrim, septrim, sefalosporoin, dan eritromisin.

- Gangguan darah. Beberapa antibiotik dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.

- Kelainan hati. Antibiotik yang sering menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.

- Gangguan fungsi ginjal. Golongan antibiotik yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside, imipenem/meropenem, dan golongan ciprofloxacin.

Jadi jelas, penggunaan antibiotik tak pada tempatnya, bahkan berlebihan tidak akan menguntungkan, justru merugikan dan membahayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau