- Gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, mulas. Ini efek samping yang paling sering terjadi.
- Reaksi alergi, dari yang ringan, seperti: ruam atau gatal, hingga yang berat, seperti: pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan napas, dan lainnya. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa mendatang.
Baca juga: Sayuran Ini Bisa Turunkan Gula Darah Tinggi hingga 50 Persen, Apa Itu?
- Demam. Antibiotik yang dapat menimbulkan demam, yaitu bactrim, septrim, sefalosporoin, dan eritromisin.
- Gangguan darah. Beberapa antibiotik dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.
- Kelainan hati. Antibiotik yang sering menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.
- Gangguan fungsi ginjal. Golongan antibiotik yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside, imipenem/meropenem, dan golongan ciprofloxacin.
Jadi jelas, penggunaan antibiotik tak pada tempatnya, bahkan berlebihan tidak akan menguntungkan, justru merugikan dan membahayakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Tren
Brandzview
Tren
News
Tekno
Money
Brandzview
News
Tekno
News
Regional
Prov
Hype
News