Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2014, 14:25 WIB

KOMPAS.com - Banyak orangtua yang percaya anak-anak menjadi terlalu aktif, rewel, dan tidak mau diam, setelah mereka kebanyakan mengonsumsi makanan atau minuman manis. Perilaku anak yang terlalu aktif tersebut disebut juga dengan sugar rush.

Istilah sugar rush mulai popular di tahun 1973 ketika ahli alergi Benjamin Feingold merekomendasikan diet bebas pewarna makanan, salisilat, dan pengawet makanan, untuk anak-anak yang hiperaktif.

Meski Feingold tidak menyebutkan secara spesifik untuk menghindari gula, namun makanan dan minuman yang mengandung gula yang disuling, lambat laun ikut dimasukkan dalam diet tersebut.

Dalam 10 tahun terakhir, berbagai penelitian terus dilakukan untuk mengetahui kaitan antara gula dengan perilaku anak. Kebanyakan studi tersebut menyimpulkan, gula tidak berpengaruh pada perilaku anak.

Kendati demikian, masih banyak orangtua, bahkan dokter yang percaya akan teori sugar rush tersebut. Setiap ada anak-anak yang tiba-tiba sangat aktif atau "menggila", orangtua akan menyalahkan konsumsi gula.

Pada dasarnya ada banyak hal yang berpengaruh pada perilaku aktif anak, misalnya saja temperamen, kondisi emosional pada saat itu, gangguan perilaku yang dimiliki anak sejak lahir, serta gangguan tidur. Dengan kata lain, belum tentu anak yang lebih sering lari-larian atau histeris, disebabkan karena gula.

Oleh karenanya, orangtua disarankan untuk tidak sembarangan membatasi asupan gula anak. Konsultasikan kepada dokter untuk mengevaluasi apakah perilaku hiperaktif anak disebabkan karena pola makannya atau memang anak mengalami gangguan perilaku yang belum terdeteksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau