Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2014, 13:54 WIB

KOMPAS.com - Bukan rahasia jika anak dan remaja sangat menyukai gula. Separuh dari asupan gula berasal dari minuman bersoda dan minuman manis lainnya, serta camilan.

Kesukaan remaja yang tinggi pada gula ternyata bukan cuma berpengaruh pada gigi berlubang saja, tapi juga pada otak.

Sebuah studi yang dilakukan tim dari Yale Medical School menunjukkan gula mungkin menyebabkan perubahan pada otak remaja yang sejatinya masih berkembang. Hal itu terjadi karena meningkatnya aliran darah ke bagian otak yang mengontrol fungsi eksekutif dan ganjaran.

"Ini adalah langkah awal untuk memahami apa yang terjadi pada otak remaja yang masih berkembang dalam merespon minuman mengandung gula," kata Dr.Ania M.Jastreboff, asisten profesor bidang penyakit dalam dan anak di Universitas Yale.

Dalam risetnya Jastreboff meminta sekelompok kecil remaja yang bobot tubuhnya normal dan juga orang dewasa untuk minum 75 gram glukosa. Kemudian dilakukan pemindaian otak untuk mengetahui respon otak mereka terhadap gula.

Hasilnya diketahui, dibandingkan dengan orang dewasa, pada otak remaja terjadi peningkatan respon pada bagian otak yang berkaitan dengan ganjaran dan juga fungsi eksekutif. Bagian otak tersebut adalah area yang membantu manusia terhubung dengan pengalaman lampau dengan tindakan saat ini.

"Menurut hipotesa kami, perbedaan respon otak pada glukosa mungkin menyebabkan tingginya konsumsi gula pada remaja," katanya.

Tingginya jumlah remaja yang mengalami obesitas di AS diperkirakan disebabkan karena pola makan yang tidak sehat. Salah satunya adalah tingginya asupan makanan dan minuman manis.

Selain menyebabkan kegemukan, kebiasaan mengonsumsi gula juga memicu tekanan darah tinggi dan diabetes. Sebagian besar orang Amerika kini juga menilai gula lebih berbahaya dari pada ganja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau