Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2014, 14:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS —
Rumah sakit yang bergabung dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan didorong memperbaiki sistem layanan. Hal itu untuk memangkas waktu antrean pasien.

Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi mengatakan, perbaikan dari BPJS Kesehatan dilakukan dengan sistem penghubung (bridging system) di sejumlah RS pemerintah. ”Jadi, antrean bisa dipercepat,” ujarnya, di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Kamis (18/9).

Sistem itu untuk menjembatani sistem informasi RS, surat eligibilitas peserta, dan Indonesia-Case Based Group (INA-CBG). Bagi pasien, sistem itu mempersingkat waktu antrean mendapat layanan kesehatan. Untuk RS, hal itu meningkatkan layanan administrasi dan mempercepat rekam data dan pengajuan klaim.

Baca juga: Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…

Kini, sejumlah RS berinisiatif membenahi layanan. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, misalnya, melayani pasien JKN dengan cepat meski belum memakai sistem penghubung. Menurut Direktur Utama RSUP Sanglah Anak Ayu Sri Saraswati, perbaikan layanan dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia di RS.

Saat pasien akan mengambil nomor antrean pendaftaran, petugas mendata keluhan pasien dan mengarahkan ke poliklinik yang sesuai. Jadi, saat di loket, pasien langsung menunjukkan nomor antrean dan data yang diperlukan, surat eligibilitas, lalu ke poliklinik. Dalam 60 menit, pasien mendapat layanan. Padahal, dalam sehari, jumlah pasien yang dilayani mencapai 1.000 orang.

Untuk mengatasi keterbatasan daya tampung pasien rawat inap, menurut Saraswati, pihaknya menitipkan pasien yang butuh perawatan ke kelas lain sementara waktu. ”Misalnya jatah di kelas III, tapi penuh. Kami akan titipkan sementara di kelas II sampai ada ruangan,” kata Saraswati.

Baca juga: Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli

Irfan mengakui, unit perawatan intensif paling sering penuh dan berdampak pada pembatalan jadwal operasi. Karena itu, pemerintah daerah dan swasta diharapkan menambah fasilitas di RS seiring peningkatan jumlah pasien peserta JKN. ”Bisa dengan menambah tempat tidur atau membangun dengan tambahan kamar,” ujarnya.

Manfaatkan klinik

Kepala Seksi Pelayanan Dasar dan Khusus Dinas Kesehatan Jawa Barat Agus Suherman, dalam diskusi di Grha Kompas Gramedia, Bandung, mengemukakan, layanan bagi pasien JKN bisa disebar ke klinik. Itu karena jumlah fasilitas kesehatan di Jabar tak cukup untuk melayani 17,9 juta peserta JKN. Di Jabar ada 1.050 puskesmas—179 unit dengan tempat perawatan—dan 38 RS pemerintah.

Klinik kesehatan itu harus terdaftar dan dipercaya sesuai syarat yang ditentukan BPJS Kesehatan. Proses mendapat kepercayaan dari BPJS panjang. Setelah otonomi daerah, semua perizinan dilimpahkan ke kabupaten/kota.

Ketua Asosiasi Klinik Indonesia Jabar Yono Sudiyono mengatakan, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan masyarakat milik pemerintah seharusnya bekerja sama dengan klinik kesehatan swasta. Klinik adalah tempat pengobatan individu. Keduanya bisa saling mengisi. (HEI/DMU/A04)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya

Ubanan di Usia Muda, Apakah Bisa Dicegah? Ini Kata Dokter...

Ubanan di Usia Muda, Apakah Bisa Dicegah? Ini Kata Dokter...

Health
Olahraga Lari Aman untuk Pemula, Dimulai dari Jantung yang Sehat

Olahraga Lari Aman untuk Pemula, Dimulai dari Jantung yang Sehat

Health
Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Health
Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Health
Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Health
Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Health
Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Health
Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Health
Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Health
Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Health
Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Health
Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Health
Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Health
Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Health
RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kapan Puncak Musim Kemarau 2025? Ini Jadwal dan Wilayahnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau