Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2014, 17:22 WIB

KOMPAS.com - Bukan tanpa sebab jika penyakit jantung dijuluki the silent killer. Itu karena 30 persen serangan jantung tidak memiliki gejala dan berakhir dengan kematian. Banyak juga gangguan kesehatan ringan seperti "masuk angin" atau "angin duduk" yang sebenarnya merupakan serangan jantung.

Sebuah penelitian di Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1980-an menunjukkan, ketika orang-orang yang merasa masuk angin diperiksa, sesungguhnya 30 persen di antara mereka terkena serangan jantung koroner.

Ternyata orang Indonesia banyak mengalami penyumbatan pembuluh darah koroner arteri LAD (left anterior descending). Pembuluh darah itu menuju ke bagian depan dan bawah jantung, jadi rasanya seperti masuk angin.

Baca juga: Sayuran Ini Bisa Turunkan Gula Darah Tinggi hingga 50 Persen, Apa Itu?

"Angin duduk itu adalah bahasa awam, yang dirasakan seperti masuk angin berat. Biasanya dikerik atau dipijat gejalanya tidak hilang. Sebetulnya itu kena serangan jantung," kata dr.Jetty Sedyawan, Sp.JP (K), dari Yayasan Jantung Indonesia dalam acara peluncuran asuransi AXA Heart and Save di Jakarta (8/10/14).

Serangan jantung yang tidak disadari itu akan menimbulkan komplikasi pada 1-2 jam pertama berupa gangguan irama jantung. "Sudah ada penyempitan di pembuluh darahnya lalu gangguan listrik jantung, akibatnya jantung tidak berdenyut tapi hanya bergetar saja sehingga tidak ada pasokan ke otak. Terjadilah kematian mendadak," paparnya.

Jetty mengatakan, 90 persen kematian mendadak disebabkan karena jantung. "Gangguan irama jantung bisa disebabkan karena berbagai sebab, misalnya stres atau kurang elektrolit. Tapi sifatnya sementara. Nah, pada serangan jantung gangguan irama ini berbahaya," ujar dokter yang menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Baca juga: Ariel NOAH Tanggapi Ahmad Dhani yang Sebut Uji Materi UU Hak Cipta ke MK Kekanak-kanakan

Gejala serangan jantung memang bervariasi, tetapi secara umum tanda utama yang perlu diwaspadai adalah rasa sakit pada bagian dada yang hebat dan bertahan lama, rasa nyeri yang menyebar melampaui dada ke bahu kiri dan lengan, ke punggung, bahkan ke gigi dan rahang. Napas pun terasa sesak.

Serangan jantung juga bisa didahulu sederet serangan angina (perasaan berat atau sesak), tapi bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan sebelumnya.

Serangan jantung menimbulkan kerusakan pada otot jantung karena kehilangan pasokan darah. Karena itulah waktu sangat berharga. "Time is muscle, makin lama dibawa ke rumah sakit makin berkurang pasokan darah yang dibutuhkan tubuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
6 Tanda Malam Lailatul Qadar, Apa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau