JAKARTA, KOMPAS.com – Cukup banyak peredaran obat-obatan palsu. Salah satunya adalah viagra atau yang dikenal dengan obat kuat untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi.
“Ada banyak kita temukan viagra palsu di pinggir –piggir jalan,” ujar Deputi I Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Tengku Bahdar Johan Hamid di Gedung BPOM, Jakarta, Senin (12/1/2015)
Menurut Bahdar, sulit membedakan viagra palsu dan asli. Pembelian viagra palsu merugikan konsumen karena tentunya tidak dapat memberikan efek yang sama dengan viagra asli. Karena obat palsu, tentu saja tidak ada efek apa pun yang akan dirasakan oleh orang yang mengonsumsinya.
“Efeknya psikologis aja, dia merasa kuat setelah minum viagra palsu, padahal obatnya cuma tepung,” kata Bahdar.
Bahdar mengaku BPOM sudah menyita sejumlah obat-obatan palsu. Menurut dia, setelah penyitaan, tentunya BPOM tetap melakukan pengawasan kembalinya peredaran obat-obatan palsu.
Ia pun meminta masyarakat lebih hati-hati dalam pembelian obat-obatan. Bahdar mengungkapkan, konsumsi viagra pun seharusnya dengan resep dokter. Sebab, efek samping konsumsi viagra itu dapat memengaruhi fungsi jantung.
Sepanjang tahun 2014, BPOM mengaku telah menyita obat tradisional ilegal dan yang mengandung bahan kimia obat senilai lebih dari Rp 27 miliar, serta lebih dari Rp 32 miliar kosmetik ilegal maupun yang mengandung bahan berbahaya.
Selain itu, terdapat lebih dari Rp 33 miliar pangan ilegal dan tidak memenuhi ketentuan pengawasan rutin dan intensifikasi selama bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal, hingga jelang tahun baru 2014. Pada tahun 2014 lalu, BPOM juga mengaku telah melakukan 14 kali pemusnahan obat dan makanan ilegal di sejumlah daerah di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.