Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2015, 13:20 WIB
Dian Maharani

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Pemompaan jantung harus berkesinambungan. Jika proses ini terhenti atau terganggu, jantung akan gagal mengalirkan darah yang dibutuhkan jaringan agar tetap hidup.

Aritmia jantung merupakan irama jantung yang abnormal, yakni jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Jika kondisi ini tidak diatasi bisa berakibat serius karena jantung tidak mampu memompa darah secara efisien.

Ada beberapa cara untuk mengatasi aritmia jantung, mulai dari obat-obatan, menanam alat di jantung, sampai pembedahan. Saat ini telah ada teknik baru dengan menggunakan kateter ablasi.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Beny Hartono mengatakan cara ini cukup efektif.“Pasien yang ada gangguan irama kalau kita lakukan kateter ablasi bisa sembuh sempurna,”  ujar dokter di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan ini, Rabu (22/1/2015).

Beny menjelaskan, kateter ablasi merupakan tindakan minimal invasif yang  menggunakan kateter elektroda untuk memutuskan sel listrik abnormal. Kateter akan dimasukkan ke ruang jantung melalui pembuluh darah vena di pangkal paha. Kemudian, dokter akan melihat aktivitas listrik di ruang jantung melalui monitor.

“Setelah kita tahu listrik mana yang mengalami kelainan, kita lakukan ablasi. Kita memberikan energi panas seperti disolder, sehingga listrik di jantung kemali normal, yang tidak normal itu kita matikan,” terang Beny.

Baca juga: 11 Pendulang Emas Tewas Dibantai KKB di Papua, Semua Jenazah Ditemukan

Pasien pun tidak dibius total sehingga masih bisa berkomunikasi dengan dokter. Dengan ukuran kateter yang hanya 2-2,5 milimeter, menurut Beny pasien hanya akan merasa sakit seperti digigit semut selama beberapa detik.

Kateter ablasi ini cukup dilakukan satu kali pada pasien. Beny mengatatakan, setelah menjalani kateter ablasi, gangguan irama jantung pun tak terjadi lagi karena listrik jantung yang bermasalah telah dimatikan. Pasien pun tak perlu lagi minum obat-obatan.

Tingkat kesembuhannya, lanjut Beny, mencapai 97 persen dan kekambuhannya hanya 3 persen. Adapun, biaya kateter ablasi ini tak sedikit, yaitu mencapai Rp 70-130 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau