Kondisi yang sejuk dan nyaman seperti di dalam kantor sering membuat seseorang jarang merasa haus sehingga lebih sedikit minum. Padahal, tubuh orang dewasa memerlukan cairan sekitar 2 liter per hari. Makin tinggi aktivitas fisik dan pengeluaran keringat, jumlah air yang dikonsumsi bisa lebih banyak lagi.
Saat berada pada suhu yang dingin atau ber-AC, para pekerja sering tidak menyadari adanya pengeluaran air melalui keringat. Di ruangan ber-AC, pengeluaran cairan sebagian besar melalui urine atau saluran pencernaan, sangat sedikit melalui keringat.
"Tidak adanya refleks haus menyebabkan kurangnya asupan cairan," kata dr. Maya Setyawati, spesialis okupasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam acara talkshow yang diadakan oleh Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) di Jakarta (4/3/15).
Berkurangnya cairan dalam tubuh tanpa disadari menyebabkan penurunan konsentrasi, kemampuan berpikir, dan kewaspadaan seseorang. Hal ini tentu berpengaruh bagi kualitas kinerja, bahkan keselamat kerja.
Dalam acara tersebut PERDOKI juga meluncurkan buku "Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif". Dalam buku tersebut dijelaskan anjuran konsumsi air bagi para pekerja sesuai aktivitasnya.
“Melakukan pekerjaan ringan dan berada pada suhu lingkungan yang tidak panas, tubuh membutuhkan paling tidak sebanyak 1,9 liter perhari. Minumlah paling tidak satu gelas air putih setiap setengah jam dalam sehari”, katanya.
Sementara itu mereka yang bekerja dalam iklam cukup panas, dianjurkan untuk minum segelas air (150-200 ml) setiap 15-20 menit. Lingkungan kerja yang panas atau jenis pekerjaan berat membutuhkan air minum 2,8 liter perhari.
Data badan Pusat Statistik Februari 2014 menyebutkan, Indonesia saat ini memiliki pekerja lebih dari 118 juta orang, sekitar 70 persen bekerja di industri kecil menengah atau sektor informal.
“Sebagian besar diantaranya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga belum banyak yang memiliki pengetahuan mengenai fungsi dan kebutuhan air pada pekerja,” kata Anung Sugihantoro, Mkes, sebagai Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dalam acara yang sama.
Iklim tropis di Indonesia diketahui menyebabkan risiko gangguan kesehatan pada pekerja menjadi lebih tinggi, salah satunya gangguan kesehatan akibat tekanan panas. (Monica Erisanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.