Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Hormon Tidak Melindungi Jantung Saat Menopause

Kompas.com - 17/03/2015, 14:34 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com-  Saat menopause, hormon estrogen pada perempuan mengalami penurunan. Kondisi ini menempatkan seorang perempuan pada risiko lebih tinggi untuk penyakit jantung. Hanya saja, pemberian terapi hormon pada perempuan menopause tidak memiliki efek perlindungan terhadap penyakit jantung.  

Menopause tidak menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Namun, faktor risiko tertentu meningkat di kala menopause tiba. "Serta diet tinggi lemak, merokok, atau perilaku tidak menyehatkan lainnya dimulai lebih dini juga bisa menyumbang risiko tersebut," terang Dr. Nieca Goldberg, kardiolog dan sukarelawan di American Heart Association

Estrogen diyakini memiliki efek positif terhadap lapisan dalam dinding arteri yang menjaga pembuluh darah tetap fleksibel. Sehingga pembuluh darah dapat mengendur untuk mengakomodir aliran darah.

Terlepas dari manfaat estrogen, American Heart Association tidak merekomendasikan pengggunaan terapi hormon pasca menopause untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner atau stroke karena sejumlah studi telah menunjukkan tidak mengurangi risiko tersebut.

Studi analisis terbaru juga menunjukkan hal serupa. Memang, ada beberapa manfaat sedang di antara perempuan yang mengonsumsi hormon di 10 tahun pertama menopause. Tetapi mereka juga mengalami peningkatan risiko untuk penggumpalan bekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke atau bahkan masuk ke paru-paru. 

 
Analisis dilakukan para peneliti dengan menggabungkan hasil dari 19 uji acak yang melibatkan 40.140 perempuan dari beberapa negara. Sekitar setengahnya menjalani semacam terapi hormon dan sisanya mendapatkan plasebo sebagai perbandingan. Mereka yang mengalami menopause diikuti dari 7 bulan hingga sedikit lebih 10 tahun. 
 
Secara keseluruhan, tidak ada bukti bahwa mendapatkan hormon akan mencegah penyakit jantung atau komplikasinya pada perempuan dengan atau tanpa adanya penyakit jantung. Jika ada, nampaknya meningkatkan risiko stroke, menurut temuan yang dipublikasikan oleh The Cochrane Collaboration, organisasi internasional yang mengevaluasi penelitian medis. 
 
“Hal ini menegaskan panduan nasional dan internasional yang sudah ada bahwa terapi hormon sebaiknya tidak digunakan untuk mencegah penyakit kardiovaskuler,” ujar Dr. Henry Boardman dari University of Oxford, yang memimpin analisis ini.

Menurut Dr. Adrienne Bonham, kepala kebidanan dan kandungan di University of Rochester Medical Center, New York, hasil ini bukan berarti tidak ada tempat untuk hormon setelah menopause. “Hanya saja bila Anda menggunakannya untuk mencegah penyakit kardiovaskuler, sebaiknya tidak melakukan hal itu,” lanjut Dr. Bonham yang tidak terlibat dalam analisis tersebut. 

The American College of Obstetrics and Gynecology
 tidak merekomendasikan penggunaan hormon setelah menopause untuk mencegah penyakit jantung. Meski demikian, perempuan di awal menopause tanpa penyakit jantung bisa mempertimbangkan penggunaan hormon guna membantu mengatasi simtom menopausenya. 

Dan sangat penting, bahwa perempuan dan penyedia layanan kesehatan mereka, memiliki informasi terbaik guna menentukan apakah terapi hormon merupakan pengobatan yang tepat bagi mereka atau tidak. 

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau