KOMPAS.com - Tak sedikit orangtua yang cemas ketika melihat ukuran alat kelamin puteranya terlihat kecil ketika lahir. Jangan langsung berkecil hati dulu. Perlu pengukuran yang benar guna memastikan normal tidaknya ukuran penis tersebut. Dan bila ukurannya memang kecil, bisa ditangani segera. Penanganan yang dilakukan tidak sulit dan relatif tidak mahal.
Penis berukuran kecil adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai. Normalnya panjang penis anak laki-laki saat lahir minimal berukuran 2,5 cm. Ketika menginjak usia 6 bulan, panjangnya minimal 3 cm. Dan akan terus bertambah sesuai umur.
Namun penis kecil ini perlu dibedakan dengan terjadi pada anak gemuk. Pada anak yang gemuk, penis mereka umumnya normal. Akan tetapi terlihat kecil karena penisnya terbenam dalam lipatan lemak. Makin gemuk anak, akan semakin tebal lipatan lemak tersebut sehingga ukuran penis semakin terlihat kecil.
“Anak dikatakan mengalami mikropenis bila ukurannya kurang dari nilai baku standar. Atau secara definisi, bila ukurannya kurang dari 2,5 nilai baku statistik. Dikatakan mikropenis ini, penisnya berbentuk normal tetapi berukuran kecil dan tidak disertai kelainan lainnya,” terang dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K).
Dokter biasanya akan mengukur panjang penis bayi bila dicurigai mikropenis. Panjang penis yang tak sampai 2,5 cm sudah menjadi indikasi mikropenis pada bayi.
Hormon testosteron
Mikropenis dapat dijumpai pada 0,6 persen di antara semua anak-anak dengan beberapa penyebab. Di antaranya kelainan hormon, sindrom tertentu yang berkaitan dengan kelainan bawaan, hingga idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya.
Kabar baiknya, mikropenis dapat ditangani dengan baik. Menurut dr. Aman, bila tidak disertai kelainan bawaan lain, terapinya sangat sederhana. Dengan pemberian suntikan hormon testosteron setiap 3-4 minggu sebanyak empat kali. Tidak dianjurkan lebih lama dari waktu tersebut. Tidak disarankan pula menggunakan obat-obatan oral karena efek sampingnya lebih banyak.
Dengan dosis yang tepat, penis akan bertambah ukurannya. Namun bila pengobatannya tidak berhasil, perlu dicari penyebabnya.
“Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron. Yaitu, untuk anak yang kekurangan hormon 5-alfa-reduktase. Jenis kelainan ini cukup khas karena disertai kelainan bentuk penis atau hipospadia, dengan saluran kencing berada di bawah penis. Kondisi ini mesti dibuktikan dengan pemeriksaan,” tegas konsultan endokrinologi anak dari FKUI/RSCM ini.
Pada anak yang didiagnosis mikropenis di usia lebih dari 6 bulan, tidak perlu pemeriksaan hormon lagi. Mereka langsung dapat diberi obat kecuali mikropenisnya disertai komplikasi.
Terapi mikropenis, lanjut dr. Aman, harus dilakukan oleh ahli hormon atau endokrin anak. Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum selesai masa pubertas. Akan lebih baik lagi bila pengobatan diberikan bila usia anak kurang dari enam bulan.
Bila tidak diberikan terapi pada anak mikropenis, fungsi penisnya menjadi tidak sempurna. Artinya, kemampuan untuk penetrasi maupun ereksinya bisa kurang atau malah terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.