Sinar ultraviolet yang menembus ke dalam kulit akan memicu melanosit kulit atau sel pigmen yang sangat gampang mengalami mutasi, untuk merespon dan mengirim pigmen ke permukaan kulit. Efek tersebut bisa menyebabkan kanker kulit.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan David Whiteman PhD dari Queensland Institute of Medical Research, diketahui penggunaan tabir surya broad spectrum (melindungi dari sinar UVA dan UVB) dengan kadar SPF 30, bisa mencegah melanosit bereaksi terhadap sinar UV.
Tabir surya yang lebih direkomendasikan memang yang bisa melindungi sinar ultraviolet A dan B. "Pemakaian tabir surya bisa menurunkan risiko terkena kanker kulit sampai 50 persen," kata Kurniawati Kusnadi, Senior Manager Marketing Home and Personal Care Chemicals dari BASF.
Tabir surya sendiri terdiri dari beberapa macam. "Ada yang bekerja dengan menyerap sinar matahari, ada yang memantulkan, dan ada yang menghamburkan atau scatter sinar UV sehingga tidak mengumpul di satu bagian saja," katanya.
Agar efektif, tabir surya harus digunakan paling tidak 30 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan. "Pakailah tabir surya secara merata di semua bagian tubuh. Aturannya itu sekitar 1,5 sendok makan untuk kulit lengan, muka, dan leher. Sementara untuk masing-masing kaki, dada dan punggung, gunakan tabir surya sekitar 2 sendok makan," imbuhnya.
Ulangi pemakaian tabir surya setiap 2 jam saat kita berada di luar ruangan. Dalam cuaca mendung pun sebenarnya kita tak terbebas dari sinar ultraviolet. "Radiasi sinar ultraviolet sebenarnya juga masih bisa menembus kaca jendela atau mobil," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.