KOMPAS.com - Coca Cola memberi sekitar satu juta dolar untuk organisasi peneliti baru yang menekankan bahwa kurang berolahraga adalah faktor terbesar penyebab obesitas dibandingkan asupan kalori. Namun, secara ilmiah, jumlah kalori masih menjadi penyebab utama naiknya berat badan pada kebanyakan orang.
Meski olahraga memang membuat orang-orang lebih sehat, mengurangi kalori juga memaainkan peran penting dalam penurunan berat badan, kataa para ahli.
“Ada sejumlah besar penelitian yang menunjukkan bahwa, dari perspektif individu, kuncinya adalah mengurangi kalori untuk berhasil menurunkan berat badan dari waktu ke waktu,” kata Dr. Pieter Cohen, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School. “Hal yang bagus memang untuk menambahkan olahraga, namun mengatakan bahwa olahraga menjadi solusi utama dari obesitas.. rasanya tidak mungkin,” kata Cohen pada Live Science.
Global Energy Balance Network (GEBN), sebuah organisasi nirlaba baru, menerima 1.5 juta dolar dari Coca Cola akhir tahun lalu sebagai bantuan untuk meluncurkan organisasi tersebut, menurut The New York Times.
Dalam sebuah pernyataan, Steven Blair, seorang profesor ilmu olahraga di University of South Carolina Arnold School of Public Health dan anggota GEBN, mengatakan meski media hanya fokus “menyalahkan” makanan cepat saji dan berbagai minuman manis untuk masalah obesitas, hampir tidak ada bukti yang meyakinkan, bahwa secara nyata itu menjadi penyebabnya.
Dalam situsnya, GEBN tidak menyangkal bahwa kesehatan yang baik melibatkan kedua hal, baik mengonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga. Tapi, dalam website tersebut juga mengatakan, bahwa ada bukti kuat yang menunjukkan lebih mudah untuk mempertahankan gaya hidup aktif ketimbang makan lebih sedikit kalori.
Dalam sebuah editorial yang diterbitkan pada tahun 2014, beberapa anggota GEBN menulis bahwa peningkayan aktivitas fisik lebih mungkin untuk dicapai daripada mengurangi asupan kalori untuk keseimbangan energi.
Namun, Cohen tak setuju dengan pendapat tersebut. “ Program latihan biasanya harus dilakukan dengan keras, untuk menghasilkan penurunan berat badan,” ujarnya. Salah satu alasan efeknya adalah, bahwa olahraga meningkatkan nafsu makan, yang mana akan membuat seseorang untuk makan lebih banyak.
Olahraga juga menyebabkan tubuh membentuk otot lebih banyak, yang tentunya lebih berat dari jaringan lemak. Sebagai tambahan, biasanya akan lebih mudah untuk mengurangi kalori dibanding berolahraga dalam level tertentu yang dibutuhkan untuk membakar kalori, agar berat badan turun.
Meski begitu, Cohen menekankan bahwa olahraga memang dibutuhkan dalam program penurunan berat badan. Ketika seseorang berolahraga, ia akan membentuk lebih banyak otot, yang dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh. “Menurut para peneliti, meningkatnya metabolisme dapat membantu menurunkan berat badan,” ujar Cohen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.