Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2015, 11:18 WIB
KOMPAS.com - Menstruasi yang periodenya terlalu lama sering membuat seorang wanita gelisah seperti halnya jika haid tak kunjung datang.

Dokter mengategorikan periode menstruasi normal antara 3-7 hari. Sementara itu perdarahan haid yang lama atau menorrhagia didefinisikan sebagai perdarahan yang berlangsung lebih dari satu minggu.

Tergantung pada kondisinya, menstruasi dengan perdarahan berelbih sebenarnya bisa diatasi dengan kontrasepsi hormonal. Namun, terkadang ada gangguan kesehatan tertentu yang memicu lamanya menstruasi.

Rata-rata siklus menstruasi memiliki periode antara 21-35 hari. Remaja yang baru memasuki usia pubertas dan wanita yang hampir menopause mungkin akan mengalami haid yang tidak teratur, entah itu lebih pendek atau lebih panjang, atau perdarahannya sedikit atau terlalu banyak.

Seringkali ketidakteraturan siklus itu akibat perubahan hormon, terutama estrogen. Hormon ini membentuk dinding rahim yang disebut endometrium, yang nantinya akan menjadi rumah bagi telur yang sudah dibuahi atau jika tidak ada pembuahan maka akan luruh menjadi darah haid.

Ada beberapa gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan haid menjadi terlalu lama atau terlalu banyak. Salah satunya adalah disfungsi perdarahan uterus (DUB). Biasanya DUB dialami wanita berusia di atas 40 tahun.

Disfungsi perdarahan uterus ini menandakan disfungsi hormon yang bisa berpengaruh pada stabilitas dinding rahim sehingga memicu terjadinya perdarahan yang lama, banyak, atau tidak teratur.

Kondisi tersebut bisa diatasi dengan hormon estrogen, progesteron, atau kombinasi keduanya dalam bentuk pil kontrasepsi.

Beberapa jenis pil kontrasepsi juga berdampak pada frekuensi, durasi, dan aliran darah saat haid. Terkadang hanya dengan mengganti merk pil kontrasepsi juga berpengaruh pada membaiknya siklus haid.

Gangguan penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan sel nonkanker di dinding rahim, gangguan darah, gangguan pembekuan, kista ovarium, infeksi, gangguan tiroid, atau kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau