Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2016, 14:16 WIB
SURABAYA, KOMPAS — Untuk pertama kali, Tim Kembar Siam Rumah Sakit Umum Daerah Soetomo, Surabaya, mengungkapkan penghentian atau terminasi kehamilan saat bayi kembar siam dalam kandungan.

Orangtua janin yang berusia delapan bulan dalam kandungan dan tim sepakat menghentikan kehamilan dan melahirkan bayi dengan bedah karena organ jantung dua bayi menyatu.

Hal itu merupakan kasus ketujuh terminasi kehamilan kembar siam di RSUD Dr Soetomo. "Upaya mendeteksi kembar siam lebih dini dalam kandungan dinilai lebih baik ketimbang kembar siam ditangani setelah lahir," kata Ketua Tim Kembar Siam RSUD Soetomo, Agus Haryanto, di Surabaya, Senin (18/1).

Enam kasus terminasi kehamilan sebelumnya tak bisa diungkapkan karena pasien menolak membuka kasusnya untuk publik. Kali ini, kasus itu dialami pasangan suami-istri berprofesi guru. Mereka mau mengungkap kasusnya ke publik demi alasan pengetahuan dan pendidikan.

Kemarin, pasangan suami-istri asal Boyolali, Happy Rachmawati (26) dan Andi Jaya (27), menandatangani kesepakatan menempuh bedah caesar untuk mengambil bayi mereka dari kandungan. Operasi akan dipimpin Agus Suliyono.

"Setelah hamil, istri minta tinggal bersama ibunya di Ponorogo, saya bekerja di Boyolali. Setelah periksa kehamilan di Ponorogo, istri dirujuk ke RS Moewardi, Solo. Dokter kesulitan mencari jantung kedua bayi yang tampak kembar," ucap Andi.

Pihak RSUD Moewardi mendiagnosis, bayi kembar yang juga kehamilan ketiga itu hanya punya satu jantung dan itu hanya bisa ditangani RSUD Soetomo, Surabaya. Setelah observasi kehamilan pasien, Tim Kembar Siam RSUD Soetomo menyatakan, ada satu jantung, satu hati, dan satu paru pada bayi kembar siam dempet dada hingga perut itu.

Ketua Tim Operasi Agus Suliyono menjelaskan, terminasi kehamilan tepat dilakukan untuk menghindari usaha sia-sia ibu yang bayinya tak punya harapan hidup baik. Praktik dan etik dipahami, tak mungkin satu jantung menunjang dua tubuh.

"Kami akan mengoperasi bayi pada Selasa (19/1), lalu diputuskan kapan dipisahkan. Prioritasnya, menyelamatkan ibu. Kini, berat dua bayi 2,5 kilogram. Risiko luka perut sebesar bayi normal. Tim dibagi dua, yakni operasi kelahiran dan operasi pemisahan bayi," ujarnya. (ODY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tak Tahu Arti Seragam Korpri, Sa’duni Hanya Tahu Nyaman Dipakai Saat Memulung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau