KOMPAS.com - Semakin populernya skateboard selama beberapa dekade terakhir, nyatanya diikuti dengan “efek samping” yang berbahaya yaitu peningkatan cedera, papar sebuah studi baru.
Dalam setiap tahun antara tahun 1990 dan 2008, sekitar 65.000 anak-anak dan remaja di AS terpaksa masuk ke ruang gawat darurat akibat cedera yang berhubungan dengan skateboard.
Sebagian besar (89 persen) dari pemain skateboard yang terluka adalah laki-laki, para peneliti menemukan. Patah tulang dan dislokasi sendi adalah cedera yang paling umum. Keseleo atau salah urat menyumbang 25 persen jumlah cedera. Sedangkan memar-memar menyumbang 20 persen jumlah cedera.
Para peneliti juga menemukan, bahwa anak-anak yang lebih tua lebih mungkin untuk mengalami cedera parah dibandingkan anak-anak yang lebih muda. Mereka lebih mungkin untuk memiliki luka pada wajah, kepala, atau leher.
“Olahraga roda yang membutuhkan keseimbangan dan berlangsung pada permukaan keras seperti skateboard lebih mungkin untuk membuat cedera,” kata Lara McKenzie, seorang peneliti di Pusat Penelitian Cedera di Rumah Sakit Anak di Columbus, Ohio, dan penulis utama studi tersebut.
McKenzie dan ahli keamanan olahraga lainnya merekomendasikan beberapa tips untuk mencegah cedera akibat skateboard:
1. Jangan biarkan anak-anak bermain skateboard tanpa memakai alat pelindung lengkap, yang meliputi helm, pelindung tangan, siku dan lutut.
2. Patikan anak bermain pada permukaan yang rata dan hindari bermain di jalan umum yang banyak mobil atau kendaraan lain.
3. Jangan biarkan anak-anak main skateboard jika hari sudah gelap atau cuaca buruk.
4. Anak-anak di bawah 6 tahun belum memiliki keseimbangan yang baik untuk bermain skateboard. Dan untuk anak-anak usia 6 dan 10, orang dewasa harus mengawasi setiap kali mereka bermain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.