Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2016, 15:44 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya orang dewasa atau orangtua, anak-anak ternyata juga bisa terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Walau jumlahnya tak banyak, tetapi penyakit ini tak boleh disepelekan.

Pakar hipertensi dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP (K), FIHA, mengungkapkan, prevalensi hipertensi pada anak-anak memang tak terlalu tinggi, yaitu 1-2 persen.

Ann menjelaskan, pada bayi baru lahir, hipertensi bisa terjadi karena renal artery thrombosis atau adanya gumpalan darah di ginjal.

Jika pada orang dewasa hipertensi disebabkan karena faktor keturunan atau gaya hidup tak sehat, pada anak-anak hipertensi bisa karena kelainan sekunder seperti kelainan ginjal di jaringan (78 persen), kelainan endokrin seperti hipertiroid, hiperaldosterone atau Conn's Syndrom, dan kelainan lainnya.

Penyebab lainnya adalah karena pengaruh obat-obatan dan penyempitan pada aorta.

"Jadi, deteksi dini pada anak-anak penting dilakukan untuk mencegah hipertensi pada masa dewasa. Observasi tekanan darah bisa dimulai saat anak berusia di atas 3 tahun," kata Ann dalam diskusi bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Ukuran tekanan darah pada anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Ann menjelaskan, pada anak-anak, dalam mengukur tekanan darah harus disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.

Menurut dia, hipertensi harus dicegah sejak dini. Hipertensi pada usia muda dikhawatirkan meningkat jika banyak anak kegemukan akibat kurang gerak, asupan makanan tinggi garam, kebiasaan merokok, hingga stres pada usia remaja.

Selain itu, hipertensi pada anak pun bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler saat dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com