Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2016, 12:28 WIB

KOMPAS.com - Penyakit batuk pilek, atau di Indonesia disebut dengan flu, merupakan penyakit langganan yang membuat anak absen sekolah.

Penyakit ini sering disebut juga dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan juga common cold. Seorang anak bisa menderita penyakit ini 6-8 kali dalam setahun karena sistem imun mereka masih beradaptasi.

Pada anak balita, ISPA memiliki gejala hidung mampat, demam, susah tidur, rewel, dan terkadang disertai mundah dan diare.

Sementara itu, pada anak usia sekolah, penyakit ini menimbulkan gejala hidung merah dan pilek, tenggorokan gatal, mata berair, batuk, sakit kepala, serta anak tampak lesu.

Gejala ISPA biasanya dimulai 1-3 hari setelah anak melakukan kontak dengan virus. Common cold atau ISPA bukanlah penyakit berbahaya dan biasanya gejala ini akan hilang dalam satu minggu dan paling lama 2 minggu. Walau begitu, biasanya penyakit ini bisa menyebabkan infeksi ikutan, misalnya infeksi telinga.

Ada beberapa alasan anak gampang tertular virus common cold:

1. Anak berusia kurang dari 7 tahun memiliki sistem kekebalan yang belum sempurna sehingga mereka rentan tertular virus flu.

2. Anak-anak gampang menularkan kuman di antara mereka, ini karena biasanya anak tidak menutup hidung dan mulutnya ketika bersin. Selain itu, mereka juga sering menyentuh permukaan benda yang terpapar virus, misalnya permukaan meja di sekolah atau mainan.

3. Saluran pernapasan atas anak belum terbentuk sempurna sehingga rentan tertular kuman dan virus.

4. Anak-anak juga lebih rentan memiliki alergi rhinitis dan asma sehingga mereka gampang menderita ISPA.

5. Gejala penyakit alergi rhinitis dan infeksi sinus kronik juga mirip dengan gejala flu sehingga orangtua sering tidak bisa membedakan.

Hal yang bisa dilakukan orangtua adalah memastikan anak mendapatkan makanan bergizi, cukup minum, dan cukup istirahat agar kekebalan tubuhnya lebih baik. Cukupi kebutuhan anak akan vitamin melalui sayur dan buah-buahan.

Hindarkan anak dari asap rokok dari lingkungannya karena hal itu dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau