Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pornografi Membahayakan Hubungan dengan Pasangan?

Kompas.com - 21/11/2016, 21:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Ada stereotip yang mendeskripsikan bahwa penikmat pornografi adalah seseorang yang setiap malam surfing di internet untuk menikmati gambar atau adegan porno dan dianggap itu adalah hobi utama pelakunya.

Pertanyaannya, apakah hobi pornografi memberi pengaruh buruk pada orang yang sudah berpasangan? Dua penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior berupaya untuk menjawab pertanyaan ini, melampaui asumsi sederhana bahwa pornografi pasti merugikan suatu hubungan.

Penelitian pertama dilakukan oleh Taylor Kohut dan rekan-rekannya dari University of Western Ontario. Mereka memandang bahwa penelitian sebelumnya dengan topik yang sama, terlalu mengarah dari "atas ke bawah". Alias, terlalu berdasar pada teori-teori perilaku manusia yang menganggap pornografi berbahaya.

Metode tersebut sering gagal untuk mengidentifikasi efek positif dari penggunaan pornografi. Sebaliknya, Kohut memilih pendekatan dari "bawah ke atas".

Sebagian besar responden penelitian mengatakan, bahwa mereka tidak merasakan ada dampak negatif dari pornografi. Sebanyak 430 responden menjawab sebanyak 621 kali atas pertanyaan terbuka Kohut mengenai pornografi. Hanya ada 34 jawaban yang mengakui kurangnya efek positif dari perilaku pornografi.

Banyak responden mengklaim, bahwa pornografi adalah sumber informasi yang baik tentang seks. Mereka juga berpikir bahwa penggunaan pornografi membantu mereka untuk berbicara tentang seks secara lebih terbuka dengan pasangan masing-masing.

Dalam studi lain yang dilakukan oleh Samuel Perry dari University of Oklahoma menunjukkan, bahwa sebagian besar penelitian tentang penggunaan pornografi hanya bertindak sebagai snapshot.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hanya berputar pada berapa banyak responden menghabiskan waktunya untuk mengakses situs porno dan seberapa baik hubungan mereka dengan pasangan.

Ini tidak ideal, kata Perry, karena mayoritas penelitian menganggap bahwa perilaku pornografi menyebabkan masalah pada pernikahan. Namun, bisa jadi ada ketidakpuasan sebelumnya dalam pernikahan yang kemudian mengarahkan orang kepada perilaku pornografi.

Hanya ketika seorang peneliti melacak penggunaan pornografi dan kualitas hubungan dalam jangka lama, kita baru bisa mengetahui dengan pasti, apakah pornografi yang jadi penyebab rusaknya hubungan atau pornografi sebagai pelarian dari hubungan yang telah retak sebelumnya.

Perry menganalisis data dari Potret American Life Study (atau PALS), sebuah survei nasional yang representatif terhadap orang dewasa di Amerika yang dilakukan pada tahun 2006 dan 2012. Responden menjawab banyak pertanyaan, di antaranya adalah:

- Bagaimana Anda melihat hubungan pernikahan Anda?

- Seberapa sering Anda melihat materi pornografi?

Hasil penelitian menunjukkan, pada tahun 2006, pria dan wanita yang sering melihat situs-situs porno, cenderung merasa kurang bahagia dengan hubungan mereka. Tidak diketahui apakah pornografi yang mengurangi kadar kebahagiaan dalam berhubungan atau sebaliknya.

Kemudian, Perry membandingkan dengan data tahun 2012. Dia melihat bahwa orang-orang yang lebih sering berhubungan dengan situs porno pada tahun 2006 merasa kurang bahagia dengan hubungan mereka pada tahun 2012.

Nampaknya, dari hasil evaluasi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pornografi bukan merupakan efek samping dari hubungan yang buruk, tapi mungkin sebagai faktor pendahulu dari turunnya kualitas hubungan.

Namun, tetap tidak diketahui dengan pasti apakah pornografi adalah penyebab hubungan yang tidak bahagia atau bukan.

Bisa jadi, mereka yang bermasalah dengan hubungan pribadinya karena alasan yang tidak diketahui, cenderung lebih banyak berhubungan dengan hal-hal berbau porno.

Perry juga menemukan, bahwa wanita yang lebih sering mengakses situs porno setidaknya dua sampai tiga kali perbulan pada tahun 2006, mengaku lebih bahagia dengan hubungan mereka enam tahun kemudian. Angka kenaikan terbesar terjadi pada wanita yang paling sering mengakses situs atau media porno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau