Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2016, 13:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski upaya pencegahan dan penanggulangan infeksi HIV/AIDS sudah berjalan puluhan tahun di Indonesia, namun sampai saat ini masih ada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat stigma atau pandangan negatif.

Menurut Ketua Program Yayasan AIDS Indonesia dr. Sarsanto W Sarwono, SpOG, stigma dan diskriminasi bisa menghambat penanganan masalah HIV-AIDS.

Sarsanto mengungkapkan, stigma tersebut seringkali bukan berasal dari lingkungan, tetapi justru dari keluarga ODHA sendiri.

"Yang bikin stigma bisa dari keluarga itu sendiri karena percaya mitos macam-macam, seperti enggak boleh makan sama-sama karena takut ketularan. Jadi ODHA disembunyikan di kamar, dan sebagainya," kata Sarsanto sesusai acara deklarasi dan penandatanganan komitmen menujuu #JakartaSadar2017 di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

ODHA banyak ditemui pada usia produktif. Dengan menghapus stigma dan diskriminasi, ODHA bisa mengembangkan kemampuan diri dan bekerja seperti oramg-orang yang tidak positif HIV.

Jika keluarga menyembunyikan ODHA di dalam rumah saja, kepercayaan dirinya akan menurun, upaya pengobatan pun bisa terhambat. Untuk itu, lanjut Sarsanto, selain upaya pencegahan kasus baru HIV, penghapusan stigma juga terus dilakukan mulai dari keluarga.

"Jangan sampai ODHA dikucilkan. Mereka enggak mungkin tinggal di rumah sakit, harus kembali ke keluarga," kata Sarsanto.

Menghapus stigma bisa dengan mengedukasi masyarakat mengenai cara penularan HIV. Harus diakui, mitos yang keliru seperti HIV dapat menular lewat fasilitas umum seperti menggunakan toilet duduk, menggunakan alat makan yang sama, lewat jabat tangan, berpelukan, berciuman, dan gigitan nyamuk, masih dipercaya banyak orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau