Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2016, 21:03 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Tulang penis atau baculum, pertama berevolusi pada mamalia sekitar 145 dan 95 juta tahun lalu, menurut riset baru dari University College London.

Pemimpin penelitian Matilda Brindle mengatakan, salah alasan ketiadaan penis pada manusia adalah karena manusia tidak berhubungan seks cukup lama untuk membutuhkan tulang.

"Nenek moyang primata dan karnivora memiliki baculum. Manusia cukup aneh karena termasuk satu dari sedikit primata yang tak memiliki tulang itu," katanya.

Primata yang berhubungan seks selama tiga menit atau lebih cenderung memiliki tulang penis lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang melakukan penetrasi di bawah tiga menit.

"Durasi penetrasi manusia cenderung di bawah dua menit yang tak diduga sebagian besar masyarakat," tambahnya. Sebaliknya, aye-aye, hewan lemur nokturnal berhubungan sekitar satu jam dan memiliki baculum sangat panjang.

Brindle mengatakan, tulang penis lebih panjang pun terlihat pada spesies yang mengalami musim kawin serta memiliki sistem poligami, yang umumnya tak dilakukan manusia.

"Sistem kawin poligami adalah di mana beberapa jantan dan beberapa betina berhubungan satu sama lain seperti simpanse," katanya. Perkawinan poligami jenis ini tidak terjadi pada manusia, cukup tak lazim karenanya bagi manusia untuk mempertahankan tulang penis.

Alasan lain ketiadaan baculum pada manusia adalah hubungan seks yang terjadi sepanjang tahun dan kurang kompetitif dibandingkan hewan lain.

Simpanse yang hanya berhubungan seks selama tujuh detik sekali waktu, memiliki baculum sangat kecil. Kemungkinan ada dorongan evolusi di kalangan mereka untuk kehilangan tulang penis.

Tetapi, monyet memiliki sistem kawin poligami di mana betina kawin dengan beberapa jantan sekaligus ketika sedang birahi.

Testikel simpanse jantan sangat besar ukurannya, kira-kira seukuran dengan otak. Hal itu, karena mereka memproduksi banyak sperma untuk kawin dengan beberapa betina.

"Testikel manusia agak lebih kecil. Ini mengindikasikan pria tak punya seleksi kuat untuk berhubungan seks sekaligus dengan beberapa wanita," katanya.

"Itu mungkin sebabnya manusia akhirnya kehilangan tulang penis. Karena kita menganut sistem monogami," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau