Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membongkar Mitos Kesehatan Masturbasi

Melansir Medical News Today, seseorang merancap dengan berbagai alasan.

Ada yang untuk mencari kesenangan, kenikmatan, atau untuk melepaskan ketegangan.

Di luar berbagai tujuannya, selama ini jamak beredar mitos seputar masturbasi.

Mitos kesehatan masturbasi

Terdapat beberapa klaim seputar masturbasi punya efek samping bagi kesehatan:

  • Menyebabkan kebutaan
  • Telapak tangan jadi berbulu
  • Impotensi di kemudian hari
  • Disfungsi ereksi
  • Penis jadi menyusut
  • Penis bengkok
  • Jumlah sperma turun
  • Bikin mandul atau tidak subur
  • Hubungan pasutri jadi tidak harmonis
  • Badan jadi lemah

Sederet klaim tersebut selama ini belum terbukti secara ilmiah.

Faktanya, sebagian pria dan wanita baik yang melakukannya sendiri atau bersama pasangannya, tidak mengalami hal tersebut.

Terdapat satu studi yang menyebut, wanita yang melakukan masturbasi saat menikah lebih bahagia ketimbang wanita yang tidak merancap.

Efek samping masturbasi

Terdapat beberapa efek samping masturbasi, baik bagi pria maupun wanita. Umumnya, dampak merancap tidak berbahaya. Berikut beberapa di antaranya:

1. Peradangan di bagian alat vital

Beberapa orang mengalami radang di bagian alat vital karena masturbasi terlalu kasar.

Namun, umumnya kondisi ini akan sembuh sendiri dalam beberapa hari.

Pria yang kerap melakukan masturbasi, bagian penisnya bisa membengkak. Kondisi ini juga bisa hilang dalam beberapa hari.

2. Merasa bersalah

Masturbasi dilarang di sejumlah kepercayaan, agama, spirirual, maupun budaya.

Sehingga, beberapa orang yang merancap kerap diselimuti perasaan bersalah.

Perasaan bersalah ini bisa berlangsung sesaat. Namun, ada juga yang merasa malu dan bersalah dalam rentang waktu cukup lama.

3. Menurunnya sensitivitas seksual

Terlebih jika pria tersebut terbiasa mencengkeram bagian penis terlalu kuat.

Alih-alih agresif, pria dan wanita lebih disarankan untuk memberikan tambahkan stimulasi demi mendongkrak gairah seksual.

4. Kanker prostat

Studi terkait masturbasi dan kanker prostat menunjukkan hasil yang kontradiktif.

Riset pada 2003 menyebut, pria yang ejakulasi lebih dari lima kali seminggu saat berusia 20 tahunan, 1/3 kali lebih jarang menderita kanker prostat.

Peneliti tersebut berspekulasi, penurunan risiko kanker prostat terkait dengan efek ejakulasi yang dapat mencegah penumpukan zat penyebab kanker di kelenjar prostat.

Riset sejenis pada 2016 juga membuktikan, pria yang ejakulasi minimal 21 kali per bulan risikonya mengalami kanker prostat rendah.

Namun, penelitian pada 2008 membuktikan, aktivitas seksual yang terlalu sering pada pria berusia 20-an dan 30-an justru meningkatkan risiko kanker prostat.

5. Mengganggu kehidupan sehari-hari

Beberapa orang yang melakukan masturbasi secara berlebihan dapat menganggu kehidupan sehari-hari.

Akibat masturbasi, beberapa orang bahkan sampai kehilangan pekerjaan, sekolah, atau kehidupan sosialnya terganggu.

Orang yang mulai merasakan dampak buruk masturbasi baiknya segera berkonsultasi pada tenaga profesional kesehatan.

Berkonsultasi pada terapis seks juga dapat membantu mengatasi masturbasi yang berlebihan.

https://health.kompas.com/read/2020/04/18/205800468/membongkar-mitos-kesehatan-masturbasi-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke