KOMPAS.com – Karbohidrat adalah zat gizi penting yang diperlukan tubuh setiap hari.
Karbohidrat bahkan menjadi nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh bersama protein dan lemak.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi atau bahan bakar bagi tubuh.
Meski begitu, mengambil terlalu banyak makanan yang mengandung kabohidrat tetap perlu dipertimbangkan.
Konsumsi karbohidrat berlebih dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari ketidaknyamanan jangka pendek hingga penyakit kronis jangka panjang.
Berikut ini sejumlah bahaya mengonsumsi karbohidrat berlebih:
1. Picu obesitas
Melansir Live Strong, terlalu banyak karbohidrat sama dengan terlalu banyak kalori.
Dalam setiap gram karbohidrat, terkandung 4 kalori.
Kalori pada dasarnya tidaklah buruk. Kalori benar-benar dapat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap aktif sepanjang hari.
Tetapi, makan terlalu banyak kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena tubuh akan menyimpan energi ekstra sebagai lemak.
Jadi, Anda perlu mengontrol porsi makanan yang mengandung karbohidrat jika ingin menghindari obesitas akibat kelebihan asupan kalori.
2. Picu diabetes
Makan terlalu banyak karbohidrat juga dapat berdampak negatif terhadap kadar gula darah.
Biasanya, gula darah berfungsi sebagai sumber energi untuk sel-sel tubuh.
Di mana, jaringan tubuh dapat mengambil gula dalam aliran darah dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan untuk hidup aktif.
Tetapi karbohidrat olahan berupa gula atau karbohidrat "putih", seperti nasi putih, roti putih, dan pasta dapat dicerna dengan cepat dan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Tubuh sebenarnya dapat merespons dengan melepaskan hormon untuk menurunkan kadar gula darah, tetapi seringkali berakhir dengan kompensasi berlebihan.
Seiring berjalannya waktu, makan terlalu banyak karbohidrat dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah secara negatif.
Orang-orang yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, yaitu satu poris penuh makanan kaya karbohidrat dapat menyebabkan lonjakan gula darah hingga menghadapi risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2, menurut Harvard School of Public Health.
Jadi, pilih sumber karbohidrat sehat (kompleks), seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayuran, daripada yang diolah, seperti permen atau pasta putih.
Karbohidrat sehat tidak meningkatkan gula darah dan lebih baik untuk mencegah diabetes tipe 2.
3. Picu kolesterol tinggi
Seiring waktu, makan makanan tinggi karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana atau olahan dapat pula meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Seperti diketahui, setelah mengonsumsi karbohidrat olahan, dalam waktu cepat, tubuh akan mengolahnya sehingga berubah menjadi gula di dalam darah yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan bakar untuk aktivitas.
Tapi, jika tak semua gula di darah terpakai, maka sebagian gula yang tersisa di dalam darah akan diubah menjadi trigliserida, yakni salah satu komponen lemak di dalam darah.
Dengan begitu, mengonsumsi karbohidrat berlebih atau terlalu banyak secara terus-menerus, dapat menyebabkan trigliserida tinggi di dalam darah.
Akibatnya, risiko terkana kolesterol tinggi menjadi meningkat.
Kebutuhan karbohidrat harian
Melansir Healht Line, kebutuhan kabohidrat harian pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada sejumlah faktor, seperti usia, metabolisme, dan tingkat aktivitas.
Tapi secara umum, tubuh membutuhkan antara 45-65 persen kalori dari karbohidrat, yang berarti 203 hingga 293 gram karbohidrat setiap hari dalam diet 1.800 kalori.
Untuk orang Indonesia, pemerintah telah memberikan petunjuk mengenai angka kebutuhan gizi (AKG) karbohidrat yang dianjurkan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik (PMK) Indonesia No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, berikut ini nilai kebutuhan karbohidrat harian yang disarankan:
Bayi/anak
0-5 bulan: 59 g
6-11 bulan: 105 g
1-3 tahun: 215 g
4-6 tahun: 220 g
7-9 tahun: 250 g
Laki-laki
10-12 tahun: 300 g
13-15 tahun: 350 g
16-18 tahun: 400 g
19-29 tahun: 430 g
30-49 tahun: 415 g
50-64 tahun: 340 g
65-80 tahun: 275 g
80+ tahun: 235 g
Perempuan
10-12 tahun: 280 g
13-15 tahun: 300 g
16-18 tahun: 300 g
19-29 tahun: 360 g
30-49 tahun: 340 g
50-64 tahun: 280 g
65-80 tahun: 230 g
80+ tahun: 200 g
Hamil
Trimester 1: +25 g
Trimester 2: + 40 g
Trimester 3: + 40 g
Menyusui:
6 Bulan pertama: + 45 g
6 Bulan kedua: + 55 g
Sebagai catatan, pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan haruslah bersumber dari pemberian ASI eksklusif.
https://health.kompas.com/read/2020/07/29/090200468/3-bahaya-konsumsi-karbohidrat-berlebih