Pasalnya, serangan stroke ringan atau dalam istilah medis dikenal sebagai Transient Ischemic Attack (TIA) umumnya berlangsung singkat.
Padahal, stoke ringan bisa jadi tanda serangan stroke yang lebih berat.
Penyebab dan gejala stroke ringan
Penyebab stroke ringan umumnya karena penyumbatan pembuluh darah arteri di otak.
Melansir Harvard Health Publishing, gumpalan darah dan plak berisi kolesterol dapat menghalangi aliran darah dalam arteri yang mengarah ke otak.
Begitu ada penyumbatan pembuluh darah di otak, penderita bisa mengalami gejala stroke ringan seperti:
Umumnya penyumbatan pembuluh darah arteri pada stroke ringan cukup kecil.
Sehingga, sistem di dalam tubuh bisa dengan cepat membuka kembali arteri yang tersumbat dan mengentikan gejalanya.
Gejala stroke ringan bisa sembuh atau hilang dalam waktu kurang dari 24 jam. Penyumbatan yang lebih besar atau lebih kuat bisa menyebabkan stroke lebih berat.
Namun, seperti yang sudah disinggung di atas, stroke ringan bisa jadi peringatan kemungkinan serangan stroke berat di kemudian hari.
Melansir Healthline, terdapat beberapa cara mengatasi stroke ringan. Fokus perawatan stroke ringan di tahap awal adalah melancarkan aliran darah ke otak.
Selain itu, perawatan stroke ringan turut menyasar identifikasi dan mengurangi risiko stroke yang lebih berat.
Beberapa cara mengatasi stroke ringan termasuk pemberian obat-obatan, prosedur medis, dan perubahan gaya hidup.
Jenis obat untuk stroke ringan termasuk obat untuk mencegah pembekuan darah.
Selain obat-obatan, terkadang dokter merekomendasikan tindakan medis seperti prosedur bedah dengan kateter atau operasi untuk kasus penyempitan pembuluh darah yang parah.
Perubahan gaya hidup direkomendasikan untuk mencegah serangan stroke yang lebih parah di masa mendatang. Setelah serangan stroke ringan, penderita perlu:
Dengan mengupayakan beberapa cara mengatasi stroke ringan yang tepat di atas, serangan stroke berat di kemudian hari bisa dicegah.
https://health.kompas.com/read/2020/08/03/192500868/cara-mengatasi-stroke-ringan