Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vagina Kering: Penyebab dan Cara Mengatasi

Vagina bisa tetap lembab atau terlumasi, elastis, dan sehat berkat peran hormon estrogen.

Namun, beberapa kondisi bisa membuat produksi hormon estrogen menurun. Salah satu dampaknya, muncul masalah vagina kering.

Melansir Healthline, berkurangnya kelembaban vagina bisa menimbulkan rasa tak nyaman di area intim dan panggul wanita. Selain itu, pemilik vagina kering juga bisa merasakan:

  • Rasa panas di vagina
  • Tidak berminat pada seks
  • Sakit saat berhubungan seksual
  • Pendarahan ringan setelah berhubungan seksual
  • Nyeri pada vagina
  • Infeksi saluran kencing berulang
  • Vagina terasa perih dan gatal

Vagina kering merupakan kondisi yang banyak dialami wanita. Berikut penjelasan penyebab vagina kering dan cara mengatasinya.

Sebanyak sepertiga wanita mengalami vagina kering menjelang dan setelah menopause.

Selain vagina kering, perubahan yang disebabkan penurunan hormon estrogen tersebut juga bisa membuat vagina lebih tipis dan kurang elastis.

Penurunan kadar estrogen pada wanita tak hanya terjadi saat wanita menopause. Kadar estrogen juga bisa turun karena:

Penyebab vagina kering lainnya yakni:

  • Penyakit autoimum sindrom sjögren yang menyerang sel penghasil kelembapan
  • Alergi dan efek samping obat flu
  • Efek samping obat antidepresan tertentu
  • Penggunaan cairan pembersih vagina tertentu
  • Kurang foreplay sebelum berhubungan seks

Apa pun penyebabnya, vagina kering bisa menimbulkan rasa sangat tidak nyaman bagi wanita dan perlu dicari solusinya.

Tak hanya mencegah vagina kering dan mengurangi rasa tak nyaman selama berhubungan seksual, pelumas vagina juga bisa mengurangi risiko infeksi menular seksual.

Wanita perlu cermat dalam memilih pelicin khusus vagina. Pilih yang berbahan dasar air, tidak mengandung pewangi, dan zat lain yang rentan memicu iritasi.

Di beberapa kasus, dokter juga jamak meresepkan terapi estrogen dalam bentuk pil, krim, atau cincin.

Karena banyak produk yang rentan mengiritasi vagina, pemilik kulit sensitif perlu berkonsultasi ke dokter untuk menentukan jenis produk pelumas vagina yang paling tepat.

Vagina kering yang hanya terjadi sesekali umumnya bukan masalah medis yang serius.

Namun, Anda perlu waspada dan berkonsultasi ke dokter jika vagina kering berlangsung berkepanjangan dan dibiarkan tanpa penanganan.

Kondisi tersebut bisa memicu timbulnya luka pada jaringan vagina disertai pendarahan.

Dokter umumnya akan memeriksa dinding vagina, menguji ada tidaknya bakteri berbahaya, dan melakukan tes hormon untuk melihat kadar estrogen.

Selain mencoba cara mengatasi vagina kering di atas, selama vagina bermasalah, hindari mencuci area intim dengan sabun atau cairan pembersih vagina.

Serta, hindari kondom dengan bahan nonoyxnol-9 (N-9) karena mengandung bahan kimia yang dapat membuat vagina makin kering.

https://health.kompas.com/read/2020/08/06/193600668/vagina-kering--penyebab-dan-cara-mengatasi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke