KOMPAS.com – Gastritis adalah suatu kondisi di mana lapisan kulit dalam lambung mengalami peradangan atau pembengkakan.
Oleh sebab itu, gastritis kerap juga disebut sebagai radang lambung.
Melansir Health Line, gastritis dapat muncul secara mendadak (gastritis akut) maupun berlangsung dalam waktu yang lama (gastritis kronis).
Selama ini, banyak orang menganggap gastritis sebagai penyakit mag.
Padahal, gastritis pada dasarnya berbeda dengan sakit mag.
Mag adalah istilah yang dipakai oleh orang awam untuk menggambarkan suatu kondisi dengan kumpulan gejala, seperti sakit perut, dada terasa perih dan terbakar (heartburn), kembung, begah, muntah, dan mulut terasa asam.
Jadi, mag sebenarnya bukan suatu penyakit, tapi sebagai gejala yang menandakan adanya penyakit.
Berbagai gejala yang kerap disebut sebagai mag tersebut memang dapat muncul pada orang yang mengalami gastritis.
Namun, penyakit lain seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) maupun ulkus peptikum faktanya juga bisa memiliki gejala-gejala yang sering disebut sebagai mag.
Untuk memastikan apakah Anda terkena gastritis atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi dari dokter terlebih dahulu.
Penyebab gastritis
Jika tidak ditangani, penyakit gastritis akut dan gastritis kronis lama-kelamaan dapat menyebabkan tukak lambung atau peptic ulcer.
Tukak lambung adalah luka yang menyakitkan yang berkembang di lapisan lambung atau usus kecil.
Komplikasi akibat tukak lambung, antara lain yakni:
Untuk menghindari kondisi ini, ada baiknya Anda dapat mengenal beragam penyebab gastritis.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Konsumsi alkohol berlebih
Melansir WebMD, gastritis dapat disebabkan oleh iritasi akibat penggunaan alkohol yang berlebihan.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan lambung yang membuat organ lambung lebih rentan terhadap cairan pencernaan.
Penggunaan alkohol yang berlebihan lebih mungkin menyebabkan gastritis akut.
Oleh sebab itu, siapa saja tidak disarankan untuk mengonsumsi alkohol terlalu sering atau terlalu banyak untuk menghindari penyakit ini.
2. Stres
Stres pikiran faktanya dapat memengaruhi kondisi tubuh seseorang, termasuk asam lambung.
Stres salah satunya dapat menurunkan kadar hormon prostaglandin yang berfungsi melindungi fisiologis tubuh seperti ginjal dan mukosa lambung.
Stres juga dapat merangsang bagian otak untuk meningkatkan sensivitas terhadap nyeri pada ulu hati.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, atau obat anti inflamasi lainnya secara teratur atau terlalu banyak dapat menyebabkan gastritis akut maupun gastritis kronis.
Obat-obatan ini bisa menjadi penyebab gastritis karena dapat mengiritasi jaringan epitel lambung dan menghambat peredaran hormon prostaglandin.
Jangan ragu untuk segera berbicara dengan dokter jika obat-obatan yang Anda konsumsi ternyata dicurigai menyebabkan gastritis.
Dokter bisa jadi akan mencari alternatif obat atau mengurangi dosisnya.
4. Infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori
Infeksi Helicobacter pylori kebanyakan tidak menimbulkan gejala yang signifikan pada penderita.
Akan tetapi jika terjadi terus menerus, infeksi Helicobacter pylori dapat menimbulkan penyakit saluran pencernaan, seperti gastritis dan tukak lambung.
Melansir Mayo Clinic, dokter percaya kerentanan terhadap bakteri ini dapat diturunkan (riwayat keluarga) atau dapat disebabkan oleh pilihan gaya hidup, seperti merokok dan penerapan pola makan kurang sehat.
Tidak jelas memang bagaimana bakteri H. pylori dapat menyebar.
Tetapi ada beberapa bukti bahwa bakteri ini dapat ditularkan dari orang ke orang atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari infeksi, seperti H. pylori, dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air serta dengan mengonsumsi makanan yang telah dimasak sepenuhnya.
5. Gangguan autoimun
Gastritis dapat juga terjadi ketika kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang menyusun lapisan lambung.
Kondisi ini dapat disebut gastritis autoimun.
Reaksi tersebut dapat merusak pelindung lambung.
Gastritis autoimun lebih sering terjadi pada orang dengan gangguan autoimun lainnya, termasuk penyakit Hashimoto dan diabetes tipe 1.
Gastritis autoimun juga dapat dikaitkan dengan kekurangan vitamin B-12.
Untuk mengatasi gastritis autoimun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
6. Kondisi lain
Gastritis juga dapat dikaitkan dengan kondisi medis lain, termasuk HIV / AIDS, penyakit Crohn, dan infeksi parasit.
Untuk mengatasinya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengendalikan kondisi medis yang mendasari.
https://health.kompas.com/read/2020/09/01/193100068/6-penyebab-gastritis-dan-cara-mengatasinya