Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mungkinkah Anak-anak Alami Gangguan Bipolar?

KOMPAS.com - Gangguan mental dapat dialami siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Salah satu gangguan mental yang juga bisa dialami anak-anak adalah bipolar.

Memang rata-rata orang mulai menunjukkan gejala gangguan bipolar pada usia 25 tahun. Ini membuat kesalahpahaman bahwa gangguan bipolar jarang terjadi pada anak-anak.

Akibatnya, salah diagnosis pun dapat terjadi. Bahkan, anak-anak dengan gangguan bipolar kerap salah didiagnosis sebagai ADHD atau depresi.

Padahal, jika kondisi ini tidak segera ditangani dapat berdampak pada tumbuh kembang maupun prestasi anak.

Melansir dari Business Insider, pada anak-anak, kondisi ini diklasifikasikan sebagai gangguan bipolar onset dini.

Sulitnya diagnosis bipolar pada anak

Sama seperti pada orang dewasa, anak dengan gangguan bipolar juga mengalami perubahan suasana hati dari hiperaktif atau euforia ke titik terendah depresi berat.

Namun, pergolakan emosi dan perilaku yang sulit diatur merupakan hal yang biasa kita temui pada anak maupun remaja. Hal ini bahkan sulit dikatakan sebagai pertanda masalah kesehatan mental yang memerlukan penanganan.

Inilah mengapa gangguan bipolar pada anak sering kali sulit terdeteksi atau bahkan salah didiagnosis sebagai kondisi lain.

Salah satu cara untuk membedakannya adalah ketika gejala pada anak terlihat parah, berkelanjutan, atau menyebabkan masalah yang signifikan.

Merangkum dari Mayo Clinic, tapi perlu diingat sejumlah gangguan mental yang punya gejala mirip dengan bipolar di antaranya kurang perhatian, hiperaktif (ADHD), gangguan perilaku, gangguan kecemasan, dan depresi berat.

Saat Anda merasa anak mengalami perubahan suasana hati yang serius, depresi, atau masalah perilaku, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa yang spesialisasinya menangani anak-anak maupun remaja.

Semakin cepat anak mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan dini, konsekuensi yang lebih serius dapat dihindari.

Gejala bipolar pada anak

Seperti yang telah dijelaskan, gejala bipolar pada anak kerap disalahartikan sebagai bentuk pubertas atau ADHD.

Namun, sebenarnya ada beberapa ciri yang membesakan antara berbagai kondisi tersebut. Misalnya saja, perubahan suasana hati pada gangguan bipolar akan lebih ekstrem dan meluas.

Selain itu, berikut beberapa gejala bipolar yang terjadi pada anak-anak.

  • Perubahan suasana hati yang parah yang berbeda dari perubahan suasana hati biasanya
  • Perilaku hiperaktif, impulsif, agresif atau tidak pantas secara sosial
  • Perilaku berisiko dan sembrono yang di luar karakter, seperti sering melakukan hubungan seks kasual dengan banyak pasangan yang berbeda (pergaulan bebas), penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, atau pesta belanja liar
  • Insomnia atau penurunan kebutuhan tidur secara signifikan
  • Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari selama episode depresi
  • Pandangan yang terlalu tinggi tentang kemampuan sendiri
  • Pikiran atau perilaku bunuh diri pada anak-anak dan remaja yang lebih tua

Anak-anak dengan gangguan bipolar mengalami gejala dalam episode yang berbeda. Di antara episode-episode ini, anak-anak dapat kembali ke perilaku dan suasana hati mereka yang biasa.

Faktor risiko

Anandhi Narasimhan, psikiater bersertifikat di Los Angeles mengatakan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko anak atau remaja mengembangkan gangguan bipolar awal.

Beberapa faktor risiko tersebut di antaranya:

  • Depresi awal
  • Mengalami kesulitan, trauma, atau peristiwa yang membuat stres
  • Riwayat keluarga; jika asalah satu orang tua mengalami gangguan bipolar risiko anak mengalami hal yang sama 15 hingga 30 persen. Sedangkan pada anak dengan kedua orang tua bipolar risikonya menjadi 50 sampai 70 persen.

https://health.kompas.com/read/2020/09/07/073300368/mungkinkah-anak-anak-alami-gangguan-bipolar-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke