Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pria

KOMPAS.com - Kanker payudara pria adalah kanker langka yang terbentuk di jaringan payudara pria.

Kanker payudara pria dapat menyerang pria dari beragam usia. Tapi memang, kanker ini paling sering terjadi pada pria lanjut usia (lansia).

Pria yang didiagnosis dengan kanker payudara pada tahap awal memiliki peluang bagus untuk sembuh.

Perawatan biasanya melibatkan operasi untuk mengangkat jaringan payudara.

Perawatan lain, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, mungkin juga akan direkomendasikan sesuai konisi masing-masing pasien.

Gejala kanker payudara pada pria

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala kanker payudara pria dapat meliputi:

  • Benjolan atau penebalan yang tidak menimbulkan rasa sakit di jaringan payudara
  • Perubahan kondisi pada kulit payudara, seperti lesung pipit, kerutan, kemerahan atau bersisik
  • Perubahan pada puting, seperti kemerahan atau bersisik, atau puting yang mulai masuk ke dalam
  • Keluarnya cairan dari puting

Buatlah janji dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala kanker payudara terus-menerus yang membuat Anda khawatir.

Penyebab kanker payudara pada pria

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker payudara pada pria.

Tapi, dokter mungkin tahu bahwa kanker payudara pria terjadi ketika beberapa sel payudara membelah lebih cepat daripada sel sehat.

Sel-sel yang terakumulasi membentuk tumor yang dapat menyebar (bermetastasis) ke jaringan terdekat, ke kelenjar getah bening atau ke bagian tubuh lainnya.

Setiap orang pada dasarnya terlahir dengan sedikit jaringan payudara.

Jaringan payudara terdiri dari kelenjar penghasil susu (lobulus), saluran yang membawa susu ke puting susu, dan lemak.

Selama masa pubertas, wanita mulai mengembangkan lebih banyak jaringan payudara dari pada pria.

Karena tetap saja terlahir dengan sedikit jaringan payudara, pria pun dapat mengembangkan kanker payudara.

Faktor risiko kanker payudara pada pria

Faktor risiko adalah segala sesuatu yang memengaruhi peluang seseorang terkena penyakit, termasuk kanker payudara.

Namun memiliki faktor risiko atau bahkan banyak, bukan berarti orang tersebut pasti akan terkena penyakit tersebut.

Melansir America Cancer Society, beberapa pria dengan satu atau lebih faktor risiko kanker payudara pada kenyatannya malah tak pernah mengembangkan kanker payudara.

Sebaliknya, kebanyakan pria dengan kanker payudara diketahui tidak memiliki faktor risiko yang jelas.

American Cancer Society belum sepenuhnya memahami penyebab kanker payudara pada pria.

Tetapi, para peneliti telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Seperti kanker payudara wanita, banyak dari faktor-faktor ini berkaitan dengan kadar hormon seks tubuh pria.

Apa saja?

1. Penuaan

Penuaan merupakan faktor risiko penting untuk perkembangan kanker payudara pada pria.

Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia pria.

Rata-rata, pria penderita kanker payudara berusia sekitar 72 tahun saat didiagnosis.

2. Punya riwayat keluarga kanker payudara

Risiko kanker payudara meningkat jika anggota keluarga lain (kerabat sedarah) pernah menderita kanker payudara.

Sekitar 1 dari 5 pria penderita kanker payudara memiliki kerabat dekat, pria atau wanita, dengan penyakit tersebut.

3. Mutasi gen yang diwariskan

Pria dengan mutasi (cacat) pada gen BRCA2 memiliki peningkatan risiko kanker payudara, dengan risiko seumur hidup sekitar 6 dari 100.

Mutasi BRCA1 juga dapat menyebabkan kanker payudara pada pria, tetapi risikonya lebih rendah, sekitar 1 dari 100.

Meskipun mutasi pada gen ini paling sering ditemukan pada anggota keluarga dengan banyak kasus kanker payudara dan atau ovarium, mutasi gen ternyata dapat ditemukan juga pada pria penderita kanker payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga.

Mutasi pada gen CHEK2, PTEN dan PALB2 mungkin juga bertanggung jawab atas beberapa kanker payudara pada pria.

4. Sindrom Klinefelter

Sindrom Klinefelter adalah kondisi bawaan (muncul saat lahir) yang mempengaruhi sekitar 1 dari 1.000 pria.

Biasanya sel dalam tubuh pria memiliki satu kromosom X bersama dengan satu kromosom Y, sedangkan sel wanita memiliki dua kromosom X.

Pria dengan sindrom Klinefelter memiliki sel dengan kromosom Y ditambah setidaknya dua kromosom X (terkadang bisa lebih).

Pria dengan sindrom Klinefelter juga memiliki testis kecil dan seringkali tidak subur karena tidak mampu menghasilkan sel sperma yang berfungsi.

Dibandingkan dengan pria lain, penderita sindrom Klinefelter memiliki kadar androgen (hormon pria) yang lebih rendah dan lebih banyak estrogen (hormon wanita).

Karena alasan ini, mereka sering mengembangkan ginekomastia (pertumbuhan payudara jinak laki-laki).

Pria dengan sindrom Klinefelter lebih mungkin terkena kanker payudara dibandingkan pria lain.

Memiliki kondisi ini dapat meningkatkan risiko antara 20 - 60 kali lipat risiko pria pada populasi umum.

5. Paparan radiasi

Pria yang area dadanya telah diobati dengan radiasi (seperti untuk pengobatan kanker di dada, seperti limfoma) memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara.

6. Konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.

Hal ini bisa terjadi mungkin karena efek alkohol pada hati.

7. Penyakit hati

Hati berperan penting dalam menyeimbangkan kadar hormon seks.

Pada kasus penyakit hati yang parah, seperti sirosis, hati tidak bekerja dengan baik dan kadar hormon tidak merata, menyebabkan kadar androgen lebih rendah dan kadar estrogen lebih tinggi.

Pria dengan penyakit hati juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mengembangkan pertumbuhan payudara jinak laki-laki (ginekomastia) dan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

8. Perawatan estrogen

Obat yang berhubungan dengan estrogen pernah digunakan dalam terapi hormonal untuk pria dengan kanker prostat.

Perawatan ini dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

Ada kekhawatiran bahwa individu transgender atau transeksual yang mengonsumsi estrogen dosis tinggi sebagai bagian dari pergantian jenis kelamin juga memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi.

Namun, belum ada penelitian tentang risiko kanker payudara pada individu transgender, sehingga tidak jelas apa risiko kanker payudara pada mereka.

9. Kegemukan

Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko kanker payudara wanita meningkat dengan obesitas (kelebihan berat badan) setelah menopause.

Obesitas juga merupakan faktor risiko kanker payudara pria.

Pasalnya, sel lemak dalam tubuh mengubah hormon pria (androgen) menjadi hormon wanita (estrogen).

Artinya, pria gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi di dalam tubuhnya.

10. Kondisi testis

Kondisi tertentu, seperti testis yang tidak turun, memiliki gondongan saat dewasa, atau salah satu atau kedua testis diangkat melalui pembedahan (orchiectomy) dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.

Beberapa faktor risiko kanker payudara pada pria tersebut dapat dikendialikan.

Misalnya, Anda perlu menghindari alkohol, menjaga berat badan seimbang, dan tetap aktif.

Sementara itu, jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga yang kuat, segeralah diskusikan hal ini dengan dokter.

Dokter mungkin akan menyarankan agar Anda bertemu dengan seorang konselor genetik untuk mempertimbangkan pengujian genetik untuk mengetahui apakah Anda membawa gen yang meningkatkan risiko kanker atau tidak.

https://health.kompas.com/read/2020/09/12/133200768/10-faktor-risiko-kanker-payudara-pada-pria

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke