Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amandel: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati

KOMPAS.com – Amandel atau tonsil adalah benda bulat yang berada di belakang kiri dan kanan tenggorokan.

Jadi, amandel sebenarnya bukanlah suatu penyakit.

Nama penyakit yang kerap menyerang organ ini melainkan adalah tonsilitis atau radang tonsil atau radang amandel.

Namun, bnyak orang Indonesia sudah terlanjur hanya menyebut amandel untuk menjelaskan adanya masalah kesehatan yang menyerang dua bantalan jaringan di tenggorokan itu.

Gejala amandel

Amandel adalah organ yang turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena mengandung sel khusus yang mampu menangkap dan membunuh bakteri atau virus yang masuk ke dalam mulut atau tenggorkan.

Pada anak usia 4-10 tahun, amandel ini menjadi sedemikian aktifnya, sehingga masalah kesehatan yang berkaitan dengan organ ini banyak ditemui.

Melansir Mayo Clinic, beberapa tanda dan gejala amandel yang dapat diwaspadai antara lain, yakni:

Pada anak kecil yang tidak dapat menggambarkan perasaan mereka, tanda-tanda amandel mungkin termasuk:

  • Mengiler karena sulit atau nyeri menelan
  • Menolak makan
  • Rewel yang tidak bisa

Penyebab dan cara mengatasi amandel

Amandel dapat berperan dalam memerangi bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan hidung.

Namun, di sisi lain, amandel juga rentan terhadap infeksi dari penyerang tersebut.

Melansir Health Line, penyebab amandel bisa karena infeksi virus, seperti flu biasa, atau oleh infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan.

Berikut penjelasannya:

1. Amandel karena infeksi virus

Virus adalah penyebab amandel yang paling umum.

Virus penyebab flu biasa sering kali menjadi sumber radang amandel, tetapi virus lain juga dapat menyebabkannya.

Apa saja?

  • Rhinovirus
  • Virus Epstein-Barr
  • Hepatitis A
  • HIV

Karena virus Epstein-Barr dapat menyebabkan mononukleosis dan tonsilitis, terkadang penderita mono akan mengembangkan tonsilitis sebagai infeksi sekunder.

Jika Anda menderita radang amandel karena virus, gejala yang mungkin muncul termasuk batuk atau hidung tersumbat.

Antibiotik tidak akan bekerja pada virus, tetapi Anda dapat mengatasi gejala standar dengan tetap terhidrasi, mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, dan beristirahat untuk membantu pemulihan tubuh.

Anda juga disarankan untuk tidak dulu mengonsumsi makanan yang merangsang tenggorokan, seperti makanan yang terlampau panas, pedas, dan asam.

2. Amandel karena infeksi bakteri

Sekitar 15 hingga 30 persen kasus radang amandel disebabkan oleh bakteri.

Bakteri yang paling sering menyebabkan amandel adalah bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan, yaitu Streptococcus pyogenes (grup A streptococcus).

Itu sebabnya, radang amandel karena bakteri seringkali disebut dengan Streptococcus tonsilitis.

Amandel karena bakteri lebih sering terjadi pada anak-anak berusia antara 5 dan 15 tahun.

Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mengobati tonsilitis bakteri, meskipun mungkin tidak diperlukan.

Selain antibiotik, pengobatannya sama untuk kebanyakan kasus tonsilitis virus dan bakteri.

Untuk memastikan penyebab amandel, dokter bisa membantu.

Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik tenggorokan penderita.

Dokter mungkin juga akan mengambil biakan tenggorokan dengan mengusap bagian belakang tenggorokan dengan lembut.

Biakan akan dikirim ke laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab infeksi tenggorokan yang terjadi.

Selain itu, dokter bisa juga akan mengambil sampel darah penderita untuk menghitung darah lengkap.

Memastikan penyebab amandel ini menjadi penting karena dapat memengaruhi pilihan perawatan yang paling tepat.

Komplikasi amandel

Melansir Medical News Today, apabila radang amandel tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

Berikut ini berbagai komplikasi amandel yang patut diwaspadai:

https://health.kompas.com/read/2020/09/19/210100668/amandel--gejala-penyebab-komplikasi-dan-cara-mengobati

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke