KOMPAS.com - Faktor utama yang memengaruhi tinggi badan seseorang adalah susunan genetiknya.
Namun, banyak faktor lain yang dapat memengaruhi tinggi badan selama masa perkembangan, termasuk nutrisi, hormon, tingkat aktivitas, dan kondisi medis.
Melansir WebMD, Para ilmuwan percaya bahwa susunan genetik atau DNA, bertanggung jawab atas sekitar 80 persen tinggi badan seseorang.
Artinya, misalnya, orang bertubuh tinggi cenderung memiliki anak yang juga bertubuh tinggi.
Orang biasanya tumbuh hingga mencapai usia 18 tahun.
Sebelumnya, berbagai faktor lingkungan dapat memengaruhi seberapa tinggi seseorang.
Faktor yang memengaruhi tinggi badan
Bayi dan anak tumbuh terus menerus.Ini karena terjadi perubahan pada pelat pertumbuhan pada tulang panjang lengan dan kaki mereka.
Saat pelat pertumbuhan atau bisa juga disebut lempeng epifisis membuat tulang baru, tulang panjang menjadi lebih panjang, dan anak pun menjadi lebih tinggi.
Orang tumbuh paling cepat dalam 9 bulan pertama kehidupan, sebelum dilahirkan.
Setelah lahir, pertumbuhan ini akan melambat.
Setelah seorang anak berusia 8 tahun, mereka akan tumbuh rata-rata 5,5 cm per tahun.
Konon, remaja akan mengalami “percepatan pertumbuhan” di sekitar masa pubertas.
Setelah ini, pelat pertumbuhan berhenti membuat tulang baru dan orang tersebut akan berhenti tumbuh.
Tangan dan kaki berhenti tumbuh dulu, lalu iliran lengan dan tungkai.
Area terakhir yang berhenti tumbuh adalah tulang belakang.
Karena proses penuaan yang khas, orang mulai menurunkan tinggi badan secara bertahap seiring bertambahnya usia.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi tinggi badan seseorang:
1. DNA
DNA adalah faktor utama penentu tinggi badan seseorang.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 700 gen berbeda yang menentukan tinggi badan.
Beberapa dari gen ini memengaruhi pelat pertumbuhan (growth plate) dan yang lainnya memengaruhi produksi hormon pertumbuhan.
Kisaran tinggi badan normal berbeda untuk orang dari latar belakang etnis yang berbeda.
Sekali lagi, hal ini ditentukan oleh DNA masing-masing.
Beberapa kondisi genetik juga dapat memengaruhi tinggi badan orang dewasa, termasuk Down Syndrome dan sindrom Marfan.
2. Hormon
Tubuh dapat memproduksi hormon yang menginstruksikan pelat pertumbuhan atau dikenal juga sebagai lempeng epifisis untuk membuat tulang baru.
Ini termasuk:
Hormon ini dibuat di kelenjar pituitari dan merupakan hormon terpenting untuk pertumbuhan.
Beberapa kondisi kesehatan dapat membatasi jumlah hormon pertumbuhan yang diproduksi tubuh dan ini dapat memengaruhi tinggi badan.
Anak-anak dengan kondisi genetik langka yang disebut defisiensi hormon pertumbuhan bawaan, misalnya, akan tumbuh jauh lebih lambat dibandingkan anak-anak lain.
Kelenjar tiroid membuat hormon yang memengaruhi pertumbuhan.
Testosteron dan estrogen sangat penting untuk pertumbuhan selama masa pubertas.
3. Seks
Pria cenderung lebih tinggi dari wanita.
Pria juga dapat terus tumbuh lebih lama dari wanita.
Rata-rata, pria dewasa lebih tinggi 14 cm daripada wanita dewasa.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, rata-rata pria memiliki tinggi 175,2 cm dan rata-rata wanita memiliki tinggi 161,5 cm.
Cara menambah tinggi badan selama masa pertumbuhan
Harus dipahami, orang tidak dapat mengontrol sebagian besar faktor yang memengaruhi tinggi badan.
Ini karena tinggi badan ditentukan oleh DNA yang tidak dapat diubah.
Namun, beberapa faktor lain dapat meningkatkan atau mengurangi pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan pubertas.
Anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh dapat mengambil beberapa langkah untuk memaksimalkan tinggi badan yang diwariskan orang mereka.
Melansir Health Line, berikut ini adalah beberapa cara mengoptimalkan pertumbuhan badan anak yang dapat dilakukan:
1. Makan makanan dengan gizi seimbang
Selama masa pertumbuhan, sangat penting bagi seorang anak untuk mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Diet mereka harus mencakup:
Sementara, anak-anak harus membatasi atau menghindari makanan yang mengandung:
Sementara itu, jika kondisi medis yang mendasari atau usia yang lebih tua menyebabkan tinggi badan seseorang menurun dengan memengaruhi kepadatan tulang, tingkatkan asupan kalsium sebagai solusinya.
Wanita yang berusia di atas 50 tahun dan pria di atas 70 tahun sering kali disarankan untuk mengonsumsi 1.200 miligram (mg) kalsium per hari.
Vitamin D juga baik diasup untuk meningkatkan kesehatan tulang.
Sumber vitamin D yang umum termasuk tuna, susu yang diperkaya, dan kuning telur.
Jika asupan vitamin D dari makan dirasa kurang, Anda bisa mengambil suplemen atas persetujuan dokter.
2. Gunakan suplemen dengan hati-hati
Hanya ada beberapa kasus di mana suplemen mungkin sesuai untuk meningkatkan tinggi badan pada anak-anak dan memerangi penyusutan pada orang dewasa yang lebih tua.
Misalnya, jika anak memiliki kondisi yang memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia (HGH), dokter mungkin merekomendasikan suplemen yang mengandung HGH sintetis.
Sedngkan, orang dewasa mungkin ingin mengonsumsi suplemen vitamin D atau kalsium untuk mengurangi risiko osteoporosis.
3. Dapatkan waktu tidur yang cukup
Terkadang kurang tidur tidak akan memengaruhi tinggi badan dalam jangka panjang.
Tetapi jika selama masa remaja, anak-anak secara teratur mencatatkan waktu kurang tidur dari jumlah yang disarankan, itu dapat menyebabkan komplikasi.
Ini karena tubuh dapat melepaskan hormon pertumbuhan HGH saat tidur.
Produksi hormon ini dan lainnya mungkin turun jika anak tidak cukup tidur.
Durasi tidur yang disarankan sesuai usia, yakni:
4. Tetap aktif
Olahraga teratur memiliki banyak manfaat.
Aktivitas ini juga dapat memperkuat otot dan tulang, membantu mempertahankan berat badan yang sehat, dan meningkatkan produksi hormon pertumbuhan HGH.
Anak-anak di sekolah harus berolahraga setidaknya satu jam sehari.
Selama itu, mereka harus fokus pada:
Berolahraga sebagai orang dewasa juga memiliki manfaatnya.
Selain membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan, ini juga dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis.
Kondisi ini terjadi ketika tulang menjadi lemah atau rapuh, yang mengakibatkan hilangnya kepadatan tulang.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang "menyusut".
Untuk mengurangi risiko mengalami osteoporosis, cobalah berjalan, bermain tenis, atau berlatih yoga beberapa kali seminggu.
5. Latih postur yang baik
Postur tubuh yang buruk dapat membuat anak terlihat lebih pendek dari yang sebenarnya.
Seiring waktu, membungkuk juga dapat memengaruhi tinggi badan yang sebenarnya.
Punggung harus melengkung secara alami di tiga tempat.
Jika anak sering membungkuk, lekukan ini dapat bergeser untuk menyesuaikan dengan postur baru mereka.
Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri di leher dan punggung.
Memperhatikan bagaimana anak berdiri, duduk, dan tidur adalah kuncinya.
Bicaralah dengan dokter tentang bagaimana anak dapat memasukkan ergonomi ke dalam rutinitas harian mereka.
Tergantung kebutuhan anak, mungkin hanya meja berdiri atau bantal busa memori yang diperlukan untuk memperbaiki postur tubuh mereka.
Anak juga dapat melakukan latihan yang dirancang untuk meningkatkan postur tubuh seiring waktu.
https://health.kompas.com/read/2020/10/12/180200568/3-faktor-yang-memengaruhi-tinggi-badan