Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi di dalam Kandungan

Dilansir dari WebMD, ada yang bilang ibu hamil yang banyak makan selama mengandung artinya hamil anak laki-laki.

Ada juga yang menyebut detak jantung janin lebih dari 140 kali per menit (bpm) artinya ibu hamil bayi perempuan.

Pendapat lain menyebut ibu hamil yang mengalami mual hebat (morning sickness) sepanjang hari tandanya ia sedang hamil bayi perempuan.

Sayangnya, hingga kini belum ada penelitian atau studi yang membuktikan kebenaran argumen tersebut.

Tapi jangan khawatir, pasangan yang ingin mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan kini bisa memanfaatkan beragam teknologi kedokteran.

Melansir Healthline, berikut beberapa cara mengetahui jenis kelamin bayi sesuai tahap kehamilan ibu hamil:

1. Tes ultrasonografi (USG)

Cara mengetahui jenis kelamin bayi yang paling umum dijalani ibu hamil adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG).

USG termasuk tes pemeriksaan kehamilan rutin dengan menggunakan gelombang suara.

Tes ini tidak khusus digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Lebih dari itu, pemeriksaan ini berguna memantau perkembangan dan kesehatan bayi secara keseluruhan.

Kebanyakan dokter menjadwalkan USG saat usia kehamilan memasuki 18 minggu sampai 21 minggu. Tapi, jenis kelamin bayi bisa dilihat dengan USG saat usia kehamilan memasuki 14 minggu.

Namun, prediksi jenis kelamin bayi dengan USG tidak selalu akurat. Pasalnya, terkadang posisi bayi tidak pas atau alat kelamin tidak jelas. Dengan begitu, simpulan yang dihasilkan bisa saja keliru.

Seperti USG, NIPT sebenarnya juga bukan tes khusus untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan.

Tes ini utamanya digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan kromosom seperti down syndrome. Jika hasilnya tidak normal, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan.

Tes ini bisa dilakukan saat usia kehamilan menginjak 10 bulan. Tak hanya mendeteksi kelainan kromosom, tes ini juga bisa kromosom yang menentukan jenis kelamin bayi.

Ibu hamil bisa menjalani tes ini saat usia kandungan memasuki 10 minggu.

Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah untuk mendeteksi ada atau tidaknya DNA janin yang terkait kelainan kromosom.

Karena turut memantau kromosom, tes ini juga bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan secara akurat.

Tes darah ini direkomendasikan bagi ibu hamil berusia di atas 35 tahun, atau pernah melahirkan bayi dengan kelainan kromosom.

Selain dapat memberikan informasi gen bayi di dalam kandungan, tes ini juga dapat mengungkapkan secara akurat jenis kelamin bayi.

Tes ini menguji sampel vilus korionik atau jenis jaringan yang terdapat dalam plasenta.

Cara mengetahui jenis kelamin bayi dan kelainan genetik dengan tes ini bisa dilakukan pada saat usia kehamilan 10 minggu atau 12 minggu.

Dokter umumnya merekomendasikan ibu hamil menjalani pemeriksaan CVS apabila hamil di atas usia 35 tahun, serta memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom.

Namun, tes genetik CVS bukannya tanpa risiko. Beberapa ibu hamil mengalami kram, pendarahan, kebocoran cairan ketuban, sampai lebih berisiko mengalami persalinan prematur.

Konsultasikan dengan dokter untuk meminimalkan efek samping risiko terkait pemeriksaan CVS.

4. Tes amniosentesis

Tes amniosentesis atau dikenal dengan tes amnio adalah tes yang membantu untuk mendeteksi masalah kelainan pada janin.

Tes ini juga bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan saat usia kehamilan 15 minggu sampai 18 minggu.

Tes amnio hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Dokter akan mengambil sampel cairan ketuban.

Sel tersebut akan diuji untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan seperti down syndrome, spina bifida, atau gangguan genetik lainnya.

Penyedia layanan kesehatan umumnya merekomendasikan tes amnio jika hasil USG mengindikasikan ada kelainan.

Ibu hamil berusia di atas 35 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromososm juga disarankan menjalani tes amnio.

Seperti tes genetik CVS, tes amnio juga memiliki beberapa risiko seperti kram, memar, sampai memicu flek. Konsultasikan dengan dokter untuk meminimalkan risiko tersebut.

https://health.kompas.com/read/2020/12/15/180800868/4-cara-mengetahui-jenis-kelamin-bayi-di-dalam-kandungan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke