Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Stres Dapat Menurunkan Berat Badan?

KOMPAS.com - Stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Selain itu, stres juga dapat menyebabkan perubahan perilaku.

Pada beberapa orang, stres dapat menyebabkan perubahan berat badan.

Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu.

Pekerjaan, keuangan, hubungan, dan perubahan hidup semuanya dapat menyebabkan stres.

Stres memengaruhi banyak proses tubuh, bahkan kadang-kadang juga dapat menyebabkan perubahan dalam kebiasaan makan seseorang.

Mereka mungkin mulai makan berlebihan atau mengalami kehilangan nafsu makan.

Lalu, bagaimana stres menyebabkan hal itu terjadi?

Melansir dari Medical News Today, pada dasarnya stres dapat memengaruhi hampir setiap area tubuh.

Beberapa efek yang dimilikinya pada sistem dan proses tubuh dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan berbagai cara

Berikut beberapa kaitan antara stres dan penurunan berat badan.

  • Peradangan dan aktivasi saraf vagal

Stres dan pilihan makanan yang buruk sebagai akibat dari stres dapat berkontribusi pada peradangan yang meluas dan penurunan berat badan.

Peradangan ini dapat menyebabkan aktivasi saraf vagus yang memengaruhi cara usus memproses dan memetabolisme makanan.

  • Aktivasi respons fight-or-flight tubuh

Ketika tubuh sedang stres, sistem saraf simpatik memicu pelepasan epinefrin, juga disebut adrenalin, dari kelenjar adrenal.

Aliran epinefrin mengaktifkan respons melawan-atau-lari tubuh, yang mempersiapkan seseorang untuk melarikan diri atau melawan ancaman yang akan datang.

Epinefrin menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pernapasan menjadi lebih cepat, yang dapat membakar kalori.

Selain itu, mengubah cara usus mencerna makanan dan mengubah kadar glukosa darah.

  • Perubahan sumbu HPA

Sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) mengontrol respons tubuh terhadap stres, yang memengaruhi kadar kortisol.

Ketika tubuh sedang stres, kelenjar pituitari memberi sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol.

Hormon ini meningkatkan bahan bakar tubuh untuk energi dengan melepaskan asam lemak dan glukosa dari hati.

Kortisol juga membantu mengatur respons imun tubuh dan mengurangi peradangan.

Stres kronis merusak fungsi sumbu HPA dan menyebabkan perubahan metabolisme dan kebiasaan makan.

  • Gangguan pencernaan

Stres mempengaruhi komunikasi antara otak dan sistem gastrointestinal (GI) sehingga membuat gejala GI.

Stres mempengaruhi semua bagian dari sistem GI, termasuk kerongkongan (pipa makanan), lambung, dan usus.

Beberapa gejala GI yang disebabkan oleh stres adalah sebagai berikut.

  • mulas atau refluks
  • kesulitan menelan
  • gas
  • kembung
  • sakit perut
  • mual
  • muntah
  • nafsu makan meningkat atau menurun
  • diare
  • sembelit
  • kejang otot

Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Cara mengatasi stres

Seseorang dapat mencoba berbagai teknik untuk mengurangi stres.

Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

Seseorang juga dapat membantu menjaga stres terkendali dengan memperhatikan makanan yang mereka makan.

Beberapa nutrisi yang bisa menjadi asupan mereka adalah sebagai berikut.

  • asam lemak omega 3 untuk membantu mengurangi hormon stres
  • vitamin C untuk mengurangi stres, membantu sistem kekebalan berfungsi dengan baik, dan menurunkan kadar kortisol
  • karbohidrat kompleks untuk membantu mengatur tekanan darah dan meningkatkan kadar serotonin
  • magnesium untuk membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kelelahan dan sakit kepala

Seseorang yang mengalami stres juga harus mencoba untuk tidur lebih banyak dan menghindari kafein yang dapat memperburuk stres.

https://health.kompas.com/read/2021/08/06/163000468/benarkah-stres-dapat-menurunkan-berat-badan-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke