Dilansir dari WebMD, dengan emfisema, alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru menjadi rusak dan tidak bisa diperbaiki.
Seiring waktu, kerusakan paru-paru bisa menjadi semakin parah.
Inilah yang dapat terjadi:
Emfisema dapat mengurangi luas permukaan paru-paru dan pada gilirannya juga bisa memengaruhi jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.
Kebanyakan orang dengan emfisema juga memiliki bronkitis kronis.
Bronkitis kronis adalah peradangan pada saluran yang membawa udara ke paru-paru (saluran bronkial).
Emfisema dan bronkitis kronis adalah dua kondisi yang membentuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Kondisi ini disebut “obstruktif” karena seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi kelancaran aliran udara masuk dan atau keluar dari paru-paru.
Merokok adalah penyebab utama PPOK.
Pengobatan dapat memperlambat perkembangan PPOK, tetapi tidak bisa membalikkan kerusakan.
Gejala emfisema
Ada sejumlah kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala emfisema.
Merangkum Medical News Today, gejala utama emfisema meliputi:
Pada awalnya, seseorang mungkin memperhatikan gejala-gejala ini selama aktivitas fisik.
Namun, seiring perkembangan kondisi, gejala juga bisa mulai terjadi saat istirahat.
Emfisema dan PPOK berkembang selama beberapa tahun.
Pada tahap selanjutnya, seseorang mungkin akan memiliki:
Kapan harus ke dokter?
Dilansir dari Mayo Clinic, siapa saja dianjurkan untuk dapat menemui dokter jika mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan selama beberapa bulan, terutama jika semakin parah atau mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jangan mengabaikannya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa itu terjadi karena penuaan atau masalah biasa.
Sementara itu, sebaiknya cari pertolongan medis segera jika:
Dokter bisa membantu memastikan penyebab keluhan yang terjadi dan memberikan saran pengobatan terbaik.
https://health.kompas.com/read/2021/11/02/180500168/4-gejala-emfisema-yang-perlu-diwaspadai